Selasa 07 Oct 2014 16:46 WIB

Gedung Putih Keluarkan Teguran Keras pada Netanyahu

Rep: Gita Amanda/ Red: Winda Destiana Putri
Gedung Putih
Foto: EPA/Michael Reynolds
Gedung Putih

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih menyampaikan teguran publik luar biasa pada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Senin (6/10). Hal tersebut dilakukan setelah Netanyahu mengatakan kritikan Amerika Serikat terkait pemukiman Israel berlawanan dengan nilai-nilai AS.

Dilansir dari AFP, Selasa (7/10) setelah pembicaraan di Gedung Putih, Washington mengecam keras rencana Israel yang memberikan lampu hijau pada pembangunan ribuan pemukiman lain di Yerusalem Timur. Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan, aneh jika Netanyahu mencoba membela tindakannya dengan mengatakan respon AS tak mencerminkan nilai-nilai Amerika.

"Ini nilai-nilai Amerika yang memberikan dukungan tak tergoyahkan pada Israel," kata Earnest.

"Ini nilai-nilai Amerika yang membawa kami memperjuangkan dan mengamankan pendanaan untuk memperkuat keamanan Israel secara nyata. Ini nilai-nilai Amerika yang membawa kami mendanai dan membangun sistem Iron Dome untuk melindungi kehidupan warga Israel yang tak bersalah. Ini nilai-nilai AS untuk sepenuhnya mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri," katanya.

"Dan ini nilai-nilai Amerika yang telah membawa kita membela Israel dalam berbagai forum internasional, termasuk berbagai forum AS," tambahnya.

Dalam wawancaranya dengan CBS Show, Netanyahu mengatakan ia menemukan kritikan AS pada kebijakan pemukiman merupakan hal membingungkan. "Ini bertentangan dengan nilai-nilai Amerika. Dan ini bukan pertanda baik untuk perdamaian," katanya.

Persetujuan dari 2.610 unit rumah baru di Yerusalem Timur menimbulkan kemarahan Washington. Earnest mengatakan, hal itu akan menjauhkan Israel dari sekutu bahkan yang terdekat dengannya.

Pemukiman Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur selama ini ilegal berdasarkan hukum internasional. Pembangunan pemukiman telah menyebabkan rusaknya sejumlah putaran pembicaraan damai. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement