REPUBLIKA.CO.ID, FREETOWN -- Sierra Leone luncurkan program ambisius bagi lebih dari satu juta siswa yang sekolahnya terganggu akibat epidemi ebola.
Pelajaran akan disampaikan melalui radio. Kelas dengan berbagai jenis mata pelajaran akan disiarkan selama empat jam, enam hari sepekan di 41 stasiun radio dan saluran televisi.
"Rencananya adalah untuk menyediakan pilihan yang cocok bagi para pelajar karena seluruh sistem sekolah terganggu sejak ebola mewabah," ujar Menteri Pendidikan Sierra Leone Minkailu Bah seperti yang dikutip dari AFP, Rabu (8/10).
Sekolah-sekolah ditutup sejak pemerintah mengumumkan keadaan darurat Juli lalu. Lebih dari dua juta orang dari 5,7 populasi Sierra Leone berusia antara tiga dan 17 tahun, meski dalam kenyataannya tingkat kehadiran di sekolah menengah kurang dari 40 persen bagi perempuan dan laki-laki.
Bah juga mengakui sulit menjangkau para siswa karena kepemilikan radio sekitar 25 persen dan kurang dari dua persen memiliki akses terhadap televisi. Namun, mengingat tanda-tanda epidemi yang belum juga berakhir, ekonomi dan pendidikan generasi muda dlaam bahaya.
"Mengingat keadaan saat ini, sekolah baru bisa dibuka hingga awal 2015. Sementara itu, kami khawatir sejumlah anak bisa didrop out, hamil dan lainnya. Perkembangan ini merupakan kekhawatiran terbesar kami di bidang pendidikan," kata Sylvester Meheaux dari Konferensi Kepala Sekolah Sekolah Menengah.