Kamis 09 Oct 2014 14:51 WIB

Pembelaan Islam Ben Affleck Dikritik, Bukti Media Barat Tidak Fair (2-habis)

Ben Affleck, saat mempromosikan film terbarunya, Argo, saat launching di Roma, Italia, Jumat (19/10).
Foto: AP Photo/Gregorio Borgia
Ben Affleck, saat mempromosikan film terbarunya, Argo, saat launching di Roma, Italia, Jumat (19/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pembantu Rektor III Universitas Islam Darussalam (Unida) Gontor, Dr Hamid Fahmy Zarkasyi, tidak heran dengan yang dialami artis Amerika, Ben Affleck.

Menurut dia, sudah biasa Barat memandang Islam secara rasial. “Cobalah ke Inggris, terus kalian istigosah disana. Pasti ditangkap,” imbuhnya, saat dihubungi, Kamis (9/10).

Apa yang dialami Ben Affleck menunjukkan kampanye Barat selama ini tentang pluralisme dan kebebasan gagal. Mereka berkoar – koar tentang pentingnya toleransi dan menghormati orang lain. Tapi, di sisi lain, mereka ternyata mencaci maki Islam dan penganutnya.

Mereka menilai islam adalah radikal dan teroris. Padahal, yang terjebak dalam gerakan dan paham seperti itu tidak sampai satu persen.

Hamid menyatakan kalau soal toleransi dan menghormati umat beragama, Barat harus belajar sama Indonesia.

“Hanya di Indonesia pendeta bisa berceramah lewat TV,” imbuhnya. Hanya disini penganut hindu dapat merayakan nyepi yang didukung peraturan dan tradisi. Dan hanya di Indonesia, Umat Islam dapat merayakan hari raya besarnya dengan gembira.

Di Inggris, papar Hamid, negara Barat yang kerap mengkampanyekan pluralisme dan toleransi, tidak boleh adzan dikumandangkan dengan pengeras suara. “Di Indonesia, kita bisa dengarkan adzan, sebagai tanda kita harus mendirikan shalat,” imbuh Hamid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement