REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tak muncul di hadapan publik selama lebih dari satu bulan. Kehadiran Kim dinantikan dalam sebuah acara penting Jumat (10/10) pagi, untuk menepis spekulasi yang berkembang tentang kesehatan dan cengkraman kekuasaannya.
Media pemerintah Korut biasanya tak pernah absen memberitakan pemimpin berusia 31 tahun itu, dengan sangat rinci. Tapi kali ini media pemerintah bungkam, terakhir media memberitakan Kim saat menghadiri konser bersama istrinya pada 3 September.
Jumat merupakan hari ulang tahun ke 69 Partai Buruh Korut. Selama dua tahun terakhir Kim kerap menandai ulang tahun partainya dengan mengunjungi makam ayah dan kakeknya.
Seorang peneliti Korea-AS di Sekolah Lanjutan Studi Internasional Johns Hopkins, Curtis Melvin, mengatakan jika Kim tidak hadir di acara perayaan tersebut maka akan menyulut spekulasi. Dunia akan menduga pemimpin muda Korut itu tengah berada dalam masa-masa sulit.
"Semakin lama ia tak muncul semakin banyak kepastian tentang dia dan status rezimnya, akan tumbuh," kata Melvin.
Ayah Kim, Kim Jong Il, tak pernah absen dari perayaan ulang tahun Partai Buruh pada 10 Oktober. Mulai dari acara-acara pesta hingga kunjungan ke pabrik kerap ia kerap tampil.
Para pejabat Korut membantah ketidakhadiran publik Kim terkait masalah kesehatan. Pejabat mengatakan pekan ini, tak ada indikasi Kim sakit parah atau mengalami kesulitan politik.