REPUBLIKA.CO.ID, SANAA – Setidaknya 67 orang tewas dalam dua serangan bom bunuh diri yang ditujukan untuk kelompok Houthi dan pangkalan militer. Bom terjadi setelah krisis politik memaksa perdana menteri baru untuk mengundurkan diri.
Dalam bom yang terjadi di perbatasan Houthi, sebanyak 47 orang meninggal termasuk empat orang anak. Ketika bom terjadi, para pendukung Houthi sedang bersiap untuk menggelar protes. Serpihan anggota badan berserakan di alun-alun Tahrir.
Bom tersebut juga melukai 75 orang. Seorang polisi yang menjaga bank di dekat alun-alun Tahrir mengatakan bahwa ia melihat seorang lelaki memakai sabuk bom. “Ia meledakan diri di tengah keamanan Houthi dan warga sipil,” ujarnya, dilansir Reuters.
Di sebelah timur Yaman, setidaknya 20 tentara terbunuh dalam serangan bom mobil. Pangkalan militer tersebut telah beberapa kali diserang oleh Al-Qaeda. Serangan-serangan tersebut terjadi hanya beberapa jam setelah Houthis dan Presiden Abd-Rabbu Mansour memaksa Perdana menteri Ahmed Awad bin Mubarak yang baru diangkat pada Selasa lalu untuk mengundurkan diri.
Duta Besar AS untuk Yaman Matthew Tueller mengecam serangan Sanaa tersebut dan meminta Yaman untuk mengimplemetasikan kerja sama kekuatan. Langkah tersebut dipercaya dapat menghentikan pemberontakan Houthi dan membebaskan negara dari krisis politik.