REPUBLIKA.CO.ID, SKOPJE-- Epidemi ebola tak lagi hanya mengkhawatirkan bagi warga di Afrika Barat. Sejumlah kasus ebola mulai ditemukan diberbagai belahan dunia
Pejabat pemerintah Makedonia mengatakan pada Kamis (9/10) bahwa seorang pria Inggris yang diduga tertular ebola telah meninggal di negara tersebut. Berbicara dengan syarat anonim, ia mengatakan pada Reuters, warga Inggris kedua telah menunjukkan gejala virus.
Ia mengatakan, keduanya tinggal di sebuah hotel di Skopje. Staf hotel dan kru ambulans menurutnya, membawa kedua orang tersebut untuk menjalani pengobatan dan dimasukkan ke dalam ruang isolasi.
Di Australia, relawan Palang Merah yang kembali dari Sierra Leone ke kota Cairns diduga terinfeksi. Wanita itu telah mengurung diri di apartemennya, sementara otoritas kesehatan bersikeras tak ada yang perlu dikhawatirkan.
"Dia memiliki teman sekamar, tapi dia masih sehat sampai pagi ini, dia baru terserang demam ringan," kata Kepala Dinas Kesehatan Queensland Jeannette Young.
Ia menambahkan, pasien tak menunjukkan gejala penyakit seperti muntah atau diare. "Oleh karena itu, risiko ia menginfeksi orang lain sangat rendah," ungkapnya.
Di Spanyol, perawat yang terinfeksi ebola pertama di Eropa mengalami kondisi yang memburuk pada Kamis. Perawat Teresa Romero kini tengah diintubasi, karena ada masalah pada paru-parunya.
Intubasi merupakan jenis perawatan yang memasukkan pipa plastik ke tenggorokan pasien. Prosedur ini biasanya dilakukan untuk membantu pasien bernafas lebih baik, dengan atau tanpa respirator atau untuk mengelola obat.
Sementara itu sekita tujuh orang lain di Spanyol tengah dipantau di pusat kesehatan.
Di Jerman, seorang laki-laki yang terinfeksi ebola di Liberia, pada Kamis tiba di sebuah rumah sakit di Jerman untuk pengobatan. Ia merupakan pasien ketiga yang diterbangkan ke negaranya.
Rumah Sakit St Georg di Leipzig mengatakan, pria itu bekerja untuk PBB di Liberia. Ia kini akan dirawat di unit isolasi khusus.