Jumat 10 Oct 2014 16:00 WIB

RS Dallas Bantah Tolak Pasien Ebola

Ebola
Foto: Reuters
Ebola

REPUBLIKA.CO.ID, TEXAS -- Rumah Sakit (RS) di Dallas menepis tuduhan bahwa pihaknya pernah menolak pasien yang meninggal pekan ini akibat terjangkit virus Ebola dengan alasan pasien tersebut seorang imigran dari Afrika yang miskin tanpa asuransi.

"Tim perawat kami menangani Duncan dengan kualitas perawatan yang sama seperti pasien lain tanpa memandang kebangsaan atau kemampuan finansial untuk membayar biaya perawatan," kata perwakilan dari rumah sakit Presbiterian (Presbytarian Health Hospital), Dallas, Texas dalam sebuah pernyataan.

Pihak RS mengatakan bahwa jantung Duncan berhenti, dimana sebelumnya ia menyatakan untuk tidak memberikan tindakan kompresi dada dengan alat pacu janting untuk menyelamatkan nyawanya kepada tim perawat.

Tim dokter juga tidak memberikan obat percobaan Zmapp kepada Duncan karena tidak tersedia di RS, obat tersebut merupakan campuran dari tiga antibodi.

Selain Zmapp, transfusi serum yang berasal dari Afrika Barat untuk pasien terinfeksi Ebola di RS Nebraska juga tidak dapat digunakan Duncan karena jenis darahnya tidak cocok untuk pengobatan tersebut.

Awalnya Duncan berobat di RS tersebut pada 25 September 2014, namun ia diizinkan pulang beberapa jam kemudian setelah menerima suntikan antibiotik, namun dua hari kemudian kembali lagi dengan menggunakan ambulans.

Duncan mengaku tidak mendapatkan penanganan lebih jauh meski ia telah melaporkan pada perawat bahwa dirinya baru saja kembali dari Afrika Barat, lokasi wabah Ebola yang telah menewaskan hampir 4.000 orang.

Pihak rumah sakit kemudian menyiapkan tim dokter yang terdiri dari 50 anggota dan menyediakan 24 tempat tidur sebagai ruang isolasi virus Ebola sesaat setelah Duncan secara resmi dirawat.

Duncan dilaporkan meninggal pada Rabu (8/10) di usia 45 tahun setelah menjalani perawatan bahkan juga sempat dibantu dengan alat bantu pernapasan dan mesin dialisis ginjal (alat cuci darah).

Direktur Medis untuk penyakit menular di University Hospital di Augusta, Georgia, Dr. Craig Smith, mengatakan semakin cepat ebola ditangani, semakin mudah pula penanggulangannya.

"Para perawat, dokter, dan seluruh tim perawat RS Presbiterian Texas serta masyarakat di Dallas berduka atas kepergian Duncan," tambah pihak RS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement