Jumat 10 Oct 2014 16:34 WIB

Kondisi Pasien Ebola Spanyol Memburuk, Dunia Cemas

Ebola
Foto: AP
Ebola

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Kecemasan global atas penyebaran wabah virus Ebola meningkat setelah kondisi perawat Spanyol yang positif terinfeksi memburuk, sedangkan seorang pria asal Inggris menjalani tes untuk virus mematikan tersebut.

Menyusul kasus penyebaran virus Ebola tersebut, setidaknya 26 anggota parlemen AS meminta diberlakukannya larangan perjalanan dan pembatasan visa kepada tiga negara yaitu Guinea, Liberia dan Sierra Leone, yang merupakan negara termiskin di Afrika Barat dengan wabah Ebola terburuk.

Permintaan tersebut datang sehari setelah kematian pasien terdiagnosis Ebola pertama di Texas dan setelah itu AS dan Inggris mengumumkan akan melakukan pemindaian bagi penumpang pesawat yang tiba dari negara-negara wabah.

Kecemasan itu bahkan membuat 200 petugas kebersihan kabin pesawat di New York harus membersihkan muntahan dan kotoran di kamar mandi pesawat dari wisatawan yang mungkin terinfeksi, dengan perlengkapan perlindungan yang kurang memadai.

"Bangsa ini ketakutan, dan warga juga takut dengan penyakit ini," kata sekretaris kabinet bidang kesehatan AS, Sylvia Burwell, dalam konferensi pers seperti dilansir dari Reuters, Kamis (9/10).

"Mereka takut karena tingkat kematian yang sangat tinggi. Mereka takut karena mereka perlu belajar dan memahami fakta-fakta penyakit itu," tambah Burwell.

Virus Ebola menyebabkan demam yang disertai dengan pendarahan dan menyebar melalui kontak langsung cairan tubuh dari orang yang terinfeksi, dengan gejala awal muntah dan diare yang parah.

Sekitar setengah dari total pasien yang terinfeksi meninggal karena wabah itu, bahkan dalam epidemi saat ini dilaporkan sebanyak 90 persen pasien meninggal dunia.

Pemerintah Spanyol menolak kritik bahwa metode yang diterapkan di RS Spanyol dalam menangani wabah Ebola tidak bekerja dan mengatakan bahwa infeksi yang terjadi pada perawat Spanyol adalah faktor kesalahan manusia.

Teresa Romero (44) adalah orang pertama di luar Afrika yang terjangkit Ebola dan terinfeksi setelah merawat dua pendeta Spanyol yang baru dipulangkan dari Afrika karena penyakit itu. Romero mengatakan kepada dokter di rumah sakit itu bahwa dirinya pernah menyentuh wajahnya dengan sarung tangan pelindung setelah memegang pasien Ebola.

Selain itu, pejabat Macedonia melakukan pencegahan ketat menyusul seorang pria asal Inggris yang tewas beberapa jam setelah dirawat di rumah sakit di ibukota Makedonia, Skopje, Kamis (9/10).

Pihak berwenang menutup hotel tempat pria itu menginap dan mengisolasi satu orang Inggris lainnya dan staf hotel. Pria itu dilaporkan menderita demam, muntah dan pendarahan internal, tetapi belum diketahui apakah terinfeksi Ebola dan belum dipastikan apakah pria itu telah melakukan perjalanan ke Afrika Barat.

Sebuah rumah sakit di ibukota Ceko, Praha, melaporkan sedang memeriksa pria berusia 56 tahun dengan gejala penyakit tersebut sepulangnya dari Liberia, kata seorang juru bicara.

Wabah tersebut bukan hanya masalah di Afrika Barat namun telah menjadi prioritas utama pemerintah seluruh dunia karena telah menewaskan 4.000 jiwa sejak Maret 2014.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular AS memperkirakan jumlah infeksi bisa naik hingga 1,4 juta orang pada awal tahun 2015 jika tidak ada intervensi global secara besar-besaran terhadap virus itu.

"Warga kami sekarat"

Para pemimpin Afrika meminta negara-negara lain untuk memberikan lebih banyak bantuan uang dan peralatan untuk menangani krisis Ebola di negara yang terkena dampak terburuk virus itu.

"Warga kami sedang sekarat," kata Presiden Sierra Leone Ernest Koroma melalui video conference pada pertemuan Bank Dunia di Washington, AS.

"Kami tidak akan berhasil tanpa kalian, tanpa respon cepat kalian tragedi yang tak terduga di zaman modern akan mengancam kesejahteraan dan mengganggu keamanan manusia di mana-mana," katanya.

Sedangkan, Liberia sedang menghadapi resesi dan memerlukan lebih banyak dana bantuan dari IMF karena virus telah mengambil anggaran kami, kata menteri keuangan Liberia.

"Ekonomi kami diproyeksikan tumbuh sebesar 5,9 persen. namun pertumbuhan itu sudah direvisi dan turun menjadi 1 persen," kata Menteri Keuangan Liberia Amara Konneh, Rabu (8/10).

"Secara teknis, perekonomian kami dalam resesi."

Seorang senator Partai Republik AS pada Kamis meminta kenaikan dana militer sebesar 700 juta dolar AS untuk memerangi virus Ebola di Afrika Barat untuk melindungi kesehatan staf militer dan masa depan misi jangka panjang tersebut.

Pemerintahan Obama awalnya diminta mengeluarkan satu miliar dolar AS dari anggaran operasi perang untuk mendukung penyebaran 4.000 tentara ke Afrika Barat dan mendirikan puluhan fasilitas perawatan medis.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement