Jumat 10 Oct 2014 20:33 WIB

Myanmar Desak Thailand Selidiki Pembunuhan Wisatawan dengan Adil

Myanmar
Foto: Reuters/Damir Sagolj
Myanmar

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Presiden Myanmar meminta perdana menteri Thailand memastikan penyelidikan bersih dan adil terhadap dua warga Myanmar, yang dituduh membunuh dua pelancong asal Inggris, kata pejabat, Jumat.

Pernyataan tersebut dibuat setelah muncul laporan bahwa kedua tersangka itu disiksa agar mengaku, namun tudingan tersebut dibantah keras oleh Thailand.

Pembunuhan kelas tinggi itu dibicarakan dalam pertemuan antara Presiden Thein Sein dan Perdana Menteri Prayut Chan-O-Cha yang mengunjungi Myanmar dalam perjalanan luar negeri pertamanya sejak merebut kekuasaan melalui kudeta.

Tuduhan pembunuhan dan pemerkosaan terhadap dua lelaki Myanmar itu diajukan pekan lalu setelah polisi mengatakan bahwa kedua pekerja asing ilegal itu telah mengaku membunuh wisatawan Inggris di pulau Koh Tao, Thailand pada September.

Namun pemberitaan di Myanmar dan Thailand menyebutkan, tertuduh mengaku kepada kuasa hukumnya bahwa mereka mengakui kejahatan itu setelah disiksa, sehingga kelompok hak asasi manusia menuntut dilakukannya pengusutan terkait perlakuan terhadap keduanya.

"Jika mereka bersalah, tindakan harus diambil sesuai hukum. Namun, penyelidikan harus bersih dan adil," kata Thein Sein saat pembicaraan dengan Prayut di ibukota Myanmar Naypyidaw pada Kamis, seperti dikutip seorang sumber senior di kantor kepresidenan.

"Ia (Thein Sein) juga mengatakan hak-haka para pekerja ini harus dilindungi," kata pejabat yang menolak disebutkan namanya itu kepada AFP, seraya menambahkan bahwa Prayut berjanji untuk memberikan "pertimbangan khusus" terhadap kasus ini.

Pihak berwenang Thailand membantah keras telah menggunakan kedua tersangka sebagai kambing hitamn dalam kasus yang mencoreng reputasi Thailand sebagai surganya pada pelancong.

"Saya ingin menekankan bahwa polisi telah menyelidiki kasus ini berdasarkan hukum, memeriksa bukti sesuai dengan standar internasional, dan bisa dipertanggungjawabkan," kata kepala polisi nasional Somyot Poompanmoung kepada wartawan di Bangkok, Jumat.

Jasad David Miller (24) dan Hannah Witheridge (23) ditemukan di pulau resor ternama yang berdekatan dengan Ko Phangan di Teluk Thailand, pada 15 September sehingga menggemparkan warga sekitar.

Pihak berwajib Thailand berada di bawah tekanan yang makin meningkat untuk memecahkan kasus ini setelah mereka dikritik karena gagal menjalankan pengusutan dengan mengikuti arah yang salah dan gagal memblokir pulau itu di saat-saat awal setelah pembunuhan terjadi.

Pada Selasa, Amnesty Internasional meminta kerajaan untuk melancarkan penyelidikan independen atas tudingan penyiksaan dan perlakuan buruk polisi lainnya.

"Tekanan untuk menyelesaikan kejahatan mengerikan yang telah menarik banyak perhatian ini tidak seharusnya berakhir pada pelanggaran hak asasi manusia, termasuk untuk mendapatkan keadilan," kata Richard Bennett, Direktur Program Amnesty Internasional untuk Asia-Pasifik.

Prayut berada di penghujung kunjungan dua harinya ke Myanmar, dan pada Jumat ia mengunjungi Pagoda Shwedagon di Yangon serta bertemu investor Thailand dalam upayanya meningkatkan hubungan ekonomi dengan negara tetangganya itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement