REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Presiden Taiwan Ma Ying-jeou mendesak Cina menerapkan pembangunan berdemokrasi.
Dalam pidatonya saat peringatan Kemerdekaan Taiwan, Jumat (10/10), Ma menunjukkan dia tidak akan pernah menyerah untuk menegakkan demokrasi dan aturan hukumnya sendiri.
Ekonomi Cina berkembang cepat, kata Ma, menuju masyarakat yang lebih sejahtera sehingga rakyat menginginkan demokrasi dan aturan hukum yang lebih luas.
"Keinginan seperti itu bukanlah monopoli Barat, tapi hak semua manusia," kata dia, Jumat.
Ma berulangkali menegaskan dukungannya terhadap tuntutan rakyat Hongkong yang ingin memilih pemimpinnya secara langsung dan demokratis. Dia menambahkan meski sistem demokrasi tidak sempurna, namun sistem itu mendorong dilakukannya dialog dan resolusi masalah.
Cina dan Taiwan memiliki pemerintahan terpisah sejak pasukan Nasionalis melarikan diri ke Taiwan pada 1949. Pasukan Nasionalis kalah dalma perang sipil melawan komunis.Cina tidak pernah mengumumkan akan mengendalikan Taiwan di bawah pemerintahannya.