Ahad 12 Oct 2014 07:16 WIB

Parlemen Pecah, Sekjen PBB Usulkan Kabinet Persatuan di Libya

Rep: Antara/ Red: Indah Wulandari
Ban Ki Moon
Foto: Antara/Wahyu Putro
Ban Ki Moon

REPUBLIKA.CO.ID,TRIPOLI--Sekjen Perserikatan Bangsa Bangsa Ban Ki-Moon pada kunjungan mendadak ke Libya mendesak faksi-faksi untuk mengakhiri gejolak yang mencengkeram negara Afrika Utara itu dengan cara membentuk kabinet persatuan nasional.

"Biarkan saya memperjelas, jika konfrontasi kekerasan tidak segera dihentikan, jika perdamaian tidak dikembalikan, kemakmuran dan kehidupan yang lebih baik akan menjadi mimpi yang jauh," kata Ban kepada para anggota parlemen Libya, Ahad (12/10).

Sejak Moamer Gaddafi digulingkan pada 2011, situasi di seluruh Libya  dibanjiri persaingan senjata dan milisi antarkelompok. Lembaga perwakilan rakyat pun lumpuh dan pecah menjadi beberapa kelompok yang saling bersaing.

Ban pun mendesak pembentukan kabinet persatuan nasional. "Tidak ada alternatif untuk dialog," kata Ban menjelang pertemuan dengan anggota parlemen yang bersaingan, juga dihadiri oleh kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Menteri Luar Negeri Italia Federica Mogherini, serta utusan dari Inggris, Prancis dan Malta.

Kepala misi PBB di Libya, Bernardino Leon berhasil membawa faksi- faksi yang bersaingan bersama untuk pembicaraan di kota Ghadames pada 29 September lalu.

"Saya di sini untuk mendukung proses yang dimulai di Ghadames," imbuh Ban.

Parlemen Libya, yang dipilih Juni lalu diakui oleh masyarakat internasional, tetapi diperebutkan oleh milisi yang mengendalikan sebagian besar Tripoli dan oleh kelompok Islamis yang menguasai banyak kota timur Benghazi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement