REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Perserikatan Bangsa-Bangsa menyerukan Turki untuk segera membantu Suriah dan mencegah pembantaian di Kobani. Selain itu, mendesak pula untuk membuka perbatasan agar para relawan bisa memperkuat pasukan Kurdi dan membela kota mereka.
Terkait seruan PBB memalui Staffan de Mistura dan yang mengatakan ia takut peristiwa pembantaian Srebenica 1995 di Bosnia terulang kembali. Pemerintah Turki masih belum menanggapi hal itu, padahal para pemimpin Kurdi di Suriah telah meminta Ankara untuk membangun koridor melalui Turki untuk mengizinkan bantuan militer dan persediaan mencapai Kobani.
Bahkan, seorang militan senior Kurdi mengancam Turki akan melakukan pemberontakan Kurdi. Jika, Ankara masih bersihkeras dengan kebijakan non intervensinya dalam pertempuran untuk Kobani. ISIS terus memperbaiki persedian dan anggotanya, sementara Turki mencegah Kobani dari mendapatkan amunisinya.
Di Washington, Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel mengatakan, pesiunan Jenderal John Allen, seorang utusan AS yang dibebankan untuk membangun koalisi internasional yang di pimpin AS ini, baru saja kembali ke Washington dan melaporkan kemajuan operasi tersebut.
"Ada kemajuan yang berhasil dibuat oleh Jenderal Allen khususnya dengan Turki," ujar Hagel dalam konferensi pers di Santiago, kemarin.
Ia menambahkan, tim militer AS akan mengadakan pembicaraan dengan pemerintah Turki pekan depan.
"Mereka akan menghabiskan banyak waktu pada pekan depan dengan staf umum Turki. Dimana pembicaraan itu akan membahas spesifikasi komitemen Turki untuk membantu koalisi, khususnya untuk melatih dan melengkapi kontribusi mereka," tegas Hagel.
Ia melanjutkan, meskipun begitu situasi Kobane tetap dalam kondisi berbahaya, seperti yang dilansir BBC Ahad (12/10).
Hingga saat ini pertempuran terus-menerus antara militan ISIS dan pejuang Kurdi telah menewaskan lebih dari 500.
Hagel mengatakan, serangan udara AS telah membuat kemajuan terhadap militan ISIS. Namun, militan masih menduduki wilayah di pinggiran kota.
Perang melawan ISIS di Suriah dan Irak ingin akan menjadi upaya jangka panjang. Sebelumnya, pesawat tempur AS berhasil menargetkan posisi militan yang berada di daerah perbatasan itu.
"Kami telah melakukan apa yang bisa kami lakukan melalui serangan udara, untuk menarik mundur militan mereka. Bahkan, saat ini adanya kemajuan yang berhasil dibuat di daerah itu." tambahnya.