Senin 13 Oct 2014 03:28 WIB

Petugas Kesehatan AS Terinfeksi Ebola

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: M Akbar
Dr. Joel Montgomery (left), team leader for the US Centers for Disease Control and Prevention Ebola Response Team in Liberia. (photo is released on Sept. 16, 2014)
Foto: Reuters/Athalia Christie/CDC
Dr. Joel Montgomery (left), team leader for the US Centers for Disease Control and Prevention Ebola Response Team in Liberia. (photo is released on Sept. 16, 2014)

REPUBLIKA.CO.ID, AMERIKA -- Pusat Pengendalian Penyakit dab Pencegahan Amerika Serikat, melansir seorang perawat positif tertular penyakit Ebola. Perawat perempuan itu, tertular pascamerawat pasien Ebola Thomas Eric Duncan di Rumah Sakit Health Presbyterian, Texas.

Direktur Pusat Pengendalian Penyakit dan Pencegahan Amerika Serikat, Tom Frieden, mengatakan, sampai saat ini belum diketahui pasti bagaimana perawat tersebut tertular Ebola. Namun, dengan terjasinya kasus itu berarti telah terjadi pelanggaran protokol keselamatan.

"Petugas perempuan itu, kini dirawat di ruang isolasi dan berada dalam kondisi stabil," ujarnya, seperti dikutip stasiun CBS, Senin (13/10).

Perawat itu, sebelumnya merawat pasien Ebola Thomas Eric Duncan, yang telah meninggal dunia pada Rabu (8/10) lalu. Duncan terinfeksi Ebola dari negara asalnya Liberia.

Kasus yang terjadi pada perawat perempuan itu, lanjut Frieden, membuat pihaknya melakukan penyelidikan secara menyeluruh. Supaya, diketahui bagaimana petugas medis itu bisa terinfeksi penyakit yang mematikan tersebut.

"Yang jelas, telah terjadi pelanggaran protokol keamanan," ujarnya.

Selain melakukan penyelidikan, pihaknya juga telah memerikan 48 orang yang sempat berkontak dengan Thomas Eric Duncan. Mereka terus dipantau dan diperikan setiap harinya. Namun sampai saat ini belum seorangpun dari 48 warga itu yang menunjukan gejala mencurigakan.

Sementara itu, sampai sejauh ini sudah ada 4.000 orang telah meninggal dunia akibat Ebola di Afrika Barat. Mayoritas warga yang meninggal akibat penyakit itu berasal dari Sierra Leone, Liberia dan Guinea.

sumber : BBC News
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement