REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Kepolisian Mesir lakukan penggerebekkan dan pembubaran aksi pro Mursi di beberapa universitas terkemuka.
Salah satunya di Universitas Al Azhar, Kairo, di mana pada operasi kali ini, kepolisian Mesir dilengkapi dengan kendaraan lapis baja untuk membubarkan aksi unjuk rasa, dilansir dari Associated Press, Senin (13/10).
Aksi unjuk rasa terbesar mahasiswa pro Mursi di Universitas Al-Azhar itu, berakhir dengan penghancuran sejumlah detektor logam yang dipasang di gerbang-gerbang kampus.
Seorang mahasiswa AlAzhar, Youssef Salhen mengatakan, selain bentrokan di kampus. polisi juga menangkap leih dari 40 mahasiswa. Termasuk, para penggalang unjuk rasa kemarin.
Selain itu, pihak polisi menyebutkan, sekiranya ada enam orang yang ditangkap di Al-Azhar dan tujuh lainnya ditahan di universitas lainnya
Sementara itu, menjelang tahun akademik baru yang dimulai Sabtu depan, pihak berwenang meningkatan keamanan di universitas-universitas seluruh Mesir. Hal itu dilakukan untuk mencegah bangkitnya unjuk rasa pro Mursi.
Pada tahun ini pemerintah menegaskan tidak akan mentoleransi unjuk rasa di kampus-kampus. Pemerintah segera menerbitkan berbagai aturan baru yang akan membatasi aktivitas mahasiswa.
Hal itu dibuktikan dengan menyewa perusahaan layanan jasa keamanan swasta untuk mengawasi aktivitas mahasiswa. Mereka memasang detektor logam maupun kamera pemantau disekitar kampus. Tak hanya itu, pemerintah juga akan membangun tembok-tembok tinggi dan menempatkan tentara disekitar kampus.