Senin 13 Oct 2014 10:27 WIB

Astaghfirullah, Amerika Serikat Paksa Palestina Batalkan Kemerdekaannya

US Secretary of State John Kerry announces a 72-hour humanitarian ceasefire between Israel and Hamas, while in New Delhi August 1, 2014.
Foto: Reuters/Lucas Jackson
US Secretary of State John Kerry announces a 72-hour humanitarian ceasefire between Israel and Hamas, while in New Delhi August 1, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon menyatakan kekhawatiran Gaza akan kembali diserang Israel. Hal ini dikatakannya kepada peserta konferensi bahwa situasi di Gaza masih berpotensi untuk terjadi konflik.

"Situasi di Gaza masih genting. Konflik (pada Agustus lalu) harus menjadi yang terakhir," kata Ban.

Sementara itu pemerintah Palestina sendiri dalam di tempat yang sama memaparkan rencana rekonstruksi Gaza setebal 76 halaman lengkap dengan pembagian tugas pembangunan perumahan.

"Gaza telah menderita karena tiga perang selama enam tahun terakhir. Hampir semua perumahan telah hancur," kata Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Di sisi lain untuk mencegah terulangnya kembali konflik yang akan kembali menghancurkan Gaza, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mendesak agar Israel dan Palestina untuk memperbarui upaya perdamaian yang sempat gagal pada tahun ini.

Kerry dijadwalkan akan bertemu Abbas untuk merundingkan perdamaian dengan Israel dan memaksa pemimpin Palestina itu membatalkan upaya mendapatkan pengakuan internasional di PBB.

Konflik di Gaza pada Juli-Agustus lalu telah menewaskan hampir 2.200 warga Palestina--sebagian besar di antaranya adalah warga sipil. Sementara Israel sendiri kehilangan 73 nyawa--sebagian besar tentara.

Konflik itu juga membuat 100.000 warga--dari total populasi 1,7 juta jiwa--kehilangan rumah.

Israel sendiri tidak diundang untuk menghadiri konferensi di Kairo, namun Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman mengingatkan bahwa upaya pembangunan Gaza harus melibatkan pemerintahan di negaranya.

"Gaza tidak dapat dibangun ulang tanpa partisipasi dan kerja sama dari Israel," kata Lieberman kepada portal berita Ynet.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement