Selasa 14 Oct 2014 08:54 WIB

Turki tak Perbarui Perjanjian Pemakaian Pangkalan Udara dengan AS

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Indah Wulandari
Security forces use water cannons to disperse Kurdish demonstrators at the Turkish-Syrian boder near the southeastern town of Suruc September 23, 2014, who had gathered to support Syrian Kurds.
Foto: Reuters/Murad Sezer
Security forces use water cannons to disperse Kurdish demonstrators at the Turkish-Syrian boder near the southeastern town of Suruc September 23, 2014, who had gathered to support Syrian Kurds.

REPUBLIKA.CO.ID,ANKARA--Turki membantah laporan AS yang menyebutkan ada kesepakatan baru atas penggunaan pangkalan udaranya untuk melawan ISIS. Lantaran Turki selalu menyatakan tak akan bergabung melawan ISIS, kecuali jika koalisi AS menyerang pemerintah Suriah.

Juru bicara kementerian luar negeri Turki Tanju Bilgic mengatakan menteri luar negeri Mevlut Cavusoglu menegaskan tak ada kesepakatan terkait penggunaan pangkalan udara Incirlik.

"Masih ada banyak isu yang belum disepakati dan banyak isu yang dibahas antara AS dan Turki. Termasuk pembangunan zona aman dan zona larangan terbang," kata Bilgic pada Associated Press, Selasa (14/10).

Turki juga sebelumnya meminta pembangunan zona larangan terbang serta zona penyangga sepanjang perbatasan Turki. Sementara itu, AS selama ini telah menekan Turki agar berperan aktif melawan ISIS.

Pejabat AS merilis  bahwa Turki mengizinkan penggunaan pangkalan udaranya oleh pasukan koalisi AS termasuk pangkalan udara Incirlik yang jaraknya 100 mil dari perbatasan Suriah.

“Turki telah mengusulkan penggunaan pangkalannya untuk melatih dan mempersenjatai oposisi moderat guna melawan ISIS di Irak dan Suriah. Namun, belum ada kesepakatan baru terkait hal ini,” tegas wakil perdana menteri Turki Bulent Arinc.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement