Selasa 14 Oct 2014 11:01 WIB

Ternyata 2,5 Miliar Orang Masih Baca Koran

Rep: Elba Damhuri/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
 Seorang peserta membaca koran saat menanti upacara HUT Kemerdekaan ke-69 RI di Gasibu, Kota Bandung, Ahad (17/8). (Republika/Edi Yusuf)
Seorang peserta membaca koran saat menanti upacara HUT Kemerdekaan ke-69 RI di Gasibu, Kota Bandung, Ahad (17/8). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Di tengah hantaman keras revolusi digital dan online, pembaca koran ternyata masih dominan. Asosiasi Surat Kabar dan Penerbit Dunia (WAN-IFRA) mengumumkan separoh orang dewasa (2,5 miliar penduduk) masih membaca koran pada tingkat global.

Angka ini masih lebih tinggi dibandingkan pembaca berita online. WAN-IFRA menyatakan lebih dari 800 juta orang di seluruh dunia mengakses berita-berita dari digital.

"Pergerakan ini sesuai dengan perubahan bisnis koran yang mengarah pada multiplatform," kata Teemu Henriksson, koordinator Tren Media Dunia WAN-IFRA dari Amsterdam, Ahad (13/10).

WAN-IFRA menggelar pertemuan selama tiga hari di Amsterdam, Belanda, membahas berbagai perkembangan dan tren industri media global. Setiap tahun acara ini digelar secara rutin dengan tempat pelaksanaan yang berbeda-beda. pada 2015, akan diselenggarakan di Washington DC, AS.

Dari sisi pendapatan, Henriksson mengungkapkan mencapai 160 miliar dolar AS secara global pada 2014. Lini pendapatan ini berasal dari penjualan konten (berita dan tulisan-tulisan khusus, unik), iklan, dan pendapatan-pendapatan lainnya seperti penerbitan, event, dan lain-lainnya.

Pendapatan dan pengguna bisnis online dan digital, menurut WAN-IFRA, memang mengalami kenaikan tinggi. Namun, Henriksson menegaskan sampai 2014 sebanyak 93 persen pendapatan media cetak (koran) berasal dari iklan dan konten koran. Sisanya dibagi antara pendapatan digital dan online dengan pendapatan-pendapatan lainnya.

Di sejumlah negara, WAN-IFRA mencatat perbandingan pendapatan cetak dan digital bisa lebih lebar lagi. Seperti di Amerika Serikat, jurang persentase pendapatan itu lebih luas di mana digital dan online memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan perusahaan secara keseluruhan.

WAN-IFRA mengumpulkan data dari lebih 70 negara yang mewakili lebih dari 90 persen industri media global. Surat kabar menjadi kontributor utama atas data-data ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement