REPUBLIKA.CO.ID, VICTORIA -- Analisa terbaru mengenai jumlah kematian yang terjadi di negara bagian Victoria (Australia) selama suhu panas ekstrim di bulan Januari lalu cukup mencengangkan. Datanya menunjukkan adanya 24 persen peningkatan jumlah mereka yang meninggal, dan 97 persen peningkatan panggilan darurat atas masalah jantung.
Selama empat hari, antara 14-17 Januari lalu, suhu udara di beberapa bagian mencapai 45 derajat. Sementara di Melbourne suhu mencapai lebih dari 41 derajat selama empat hari berturut-turut.
Menurut Menteri Kesehatan Victoria David Davis, 167 orang meninggal dalam minggu tersebut, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Secara keseluruhan 858 orang meninggal minggu ini, yang berarti 691 orang adalah angka rata-rata yang meninggal dalam keadaan normal.
Selama musim gelombang panas di tahun 2009, dimana hanya satu hari lebih pendek, terjadi 62 persen peningkatan jumlah kematian, yang berarti lebih tinggi dibandingkan tahun 2014.
Davis mengatakan ini menunjukkan bahwa penduduk Victoria sekarang lebih memperhatikan berbagai seruan agar mereka melakukan berbagai kegiatan untuk mengurangi dampak panasnya udara.
Tentu saja yang juga tidak mengherankan adanya peningkatan tinggi panggilan darurat, khususnya yang berkenaan dengan masalah jantung dan gangguan kesehatan karena suhu udara tinggi lainnya.
Panggilan darurat di kawasan metropolitan meningkat 25 persen, dan peningkatan 97 persen untuk panggilan darurat untuk masalah jantung. "Ada 7 persen peningkatan jumlah pasien gawat darurat secara keseluruhan di minggu tersebut, dengan 23 persen panggilan datang dari pasien yang berusia 75 tahun keatas." kata Davis baru-baru ini.
Dari data ini menunjukkan bahwa lebih sedikit pasien yang dibawa ke rumah sakit untuk masalah yang tidak gawat, namun mereka yang ke rumah sakit betul-betul memerlukan tindakan 'segera."