Selasa 14 Oct 2014 12:32 WIB

Lanjutkan Serangan di Suriah, ISIS Lakukan Aksi Bunuh Diri

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Mansyur Faqih
Gerakan ISIS
Foto: Youtube
Gerakan ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, KOBANE -- Pertempuran antara ISIS dan pasukan Kurdi Suriah di sepanjang perbatasan Turki berlanjut. Para aktivis mengatakan ISIS berusaha masuk ke pusat Kobane dalam pertempuran hebat dengan pasukan Kurdi pada Senin.

Serangan ini berhasil membuat ISIS menguasai sebagian Kobane. Meski pun serangan udara AS di Suriah telah dilakukan selama lebih dari tiga pekan. Menurut militer AS, pesawat tempur AS dan Arab Saudi juga menargetkan tujuh lokasi di sekitar Kobane.

Dalam pertempuran ini, kelompok Observatori HAM Suriah mengatakan, anggota ISIS juga melakukan aksi bunuh diri di daerah perbatasan. Disebutkan, ISIS telah menguasai bangunan utama di pusat kota dan memukul mundur para pejuang Kurdi ke bagian utara yang berbatasan dengan Turki. 

Pada Ahad, di Kairo Menlu AS John Kerry mengatakan AS sangat prihatin terkait tragedi di Kobane. Namun, Kobane tidak termasuk dalam strategi koalisi AS. 

Kegagalan di Kobane juga akan menjadi salah satu poin utama dalam diskusi pertemuan kepala militer dari 21 negara koalisi AS di Washington pada Selasa.

Sejumlah negara yang terlibat dalam pertemuan ini yakni Australia, Bahrain, Belgium, Inggris, Kanada, Denmark, Mesir, Prancis, Jerman, Irak, Itali, Yordania, Kuwait, Lebanon, Belanda, New Zealand, Qatar, Arab Saudi, Spanyol, Turki, Uni Emirat Arab, serta AS. 

Dalam perkembangan lainnya di Turki, pemerintah Turki membantah adanya laporan kesepakatan dengan AS agar koalisi dapat menggunakan pangkalan udaranya guna melawan ISIS. 

"Kami menggelar negosiasi dengan para mitra kami. Tetapi tidak ada perkembangan baru mengenai Incirlik," kata Bulent Arinc, wakil perdana menteri Turki, dikutip dari Aljazeera

Pemerintahan Obama selama ini menekan Turki agar terlibat dalam memerangi ISIS. Pesawat militer AS pun telah menggunakan pangkalan Incirlik di selatan Turki untuk tujuan logistik dan kemanusiaan. 

Namun, untuk memanfaatkan pangkalan tersebut dalam operasi penyerangan, koalisi AS masih membutuhkan persetujuan dari Turki. 

Pejabat senior Turki di kementerian luar negeri mengatakan pembicaraan difokuskan pada rencana penggunaan pangkalan tersebut. Ia membenarkan Turki membahas bantuannya melatih pasukan oposisi moderat dengan AS. 

Meski pun begitu, lanjutnya, tak ada kesepakatan terkait pelatihan pasukan moderat di wilayah Turki. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement