REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat tengah membentuk tim cepat tanggap untuk membantu rumah sakit yang menangani kasus ebola. Tim tersebut akan membantu rumah sakit dalam beberapa jam.
Dilansir dari Reuters, Rabu (15/10), Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dr. Thomas Frieden mengakui adanya penyimpangan dalam perawatan korban ebola di Dallas. Pada akhir September, seorang pria asal Liberia dinyatakan terjangkit ebola.
"Saya berharap kami telah menempatkan tim bagi pasien yang didiagnosis, kami akan melakukannya mulai hari ini dan seterusnya untuk kasus (ebola) di AS," katanya.
Kami akan berada di sana dalam hitungan jam, untuk membantu rumah sakit jika ada kasus (ebola) lain," tambahnya.
Sementara perawat Nina Pham, yang merawat pasien Liberia Thomas Eric Duncan di Dallas dalam kondisi baik. Pham menerima tranfusi, pada Senin (13/10), yang mengandung antibodi untuk melawan virus.
Frieden mengatakan, 48 orang yang melakukan kontak dengan Duncan telah melewati periode risiko tertinggi. Ia mengatakan, 76 orang mungkin telah melakukan kontak dengan Duncan setelah ia diketahui positif ebola.
Otoritas kesehatan mengatakan, wabah ebola di Afrika Barat merupakan yang terburuk. Setidaknya 4.447 tewas akibat wabah.