REPUBLIKA.CO.ID, GENEVA -- Dunia dianggap telah gagal menangani wabah ebola yang semakin hari semakin masif. PBB memperingatkan ebola telah jauh mendahului ketanggapan manusia.
"Ebola telah mendahului kita, ebola telah berlari lebih cepat dari kita. Jika ebola menang, PBB akan kehilangan sangat banyak," kata Kepala Misi PBB untuk Respon Darurat Ebola, Anthony Banbury, Selasa (14/10) seperti dikutip Al Arabiya.
Menurutnya, tingkat infeksi meningkat dengan angka drastis setiap harinya. UNMEER akan membutuhkan tujuh ribu tempat tidur untuk perawatan pasien baru.
Asisten Direktur Jenderal WHO Bruce Aylward menggambarkan kasus epidemik ebola bisa mencapai lima ribu hingga 10 ribu kasus per pekan.
Data terbaru menunjukan, korban tewas sebanyak 4.447 dari 8.914 kasus infeksi. Wabah terburuk terjadi di tiga negara yaitu Liberia, Sierra Leone dan Guinea.
Berita baiknya, tingkat infeksi di beberapa area dilaporkan menurun. Ayward mengatakan WHO sangat serius memperhatikan tingkat penyebaran ebola. Terutama di tiga negara terparah.
"Tingkat kematian wabah Ebola ada 70 persen, ini adalah angka yang sangat tinggi," kata dia, di Geneva, dikutip BBC.
Sebanyak 95 persen dari kasus ebola terjadi di daerah terparah. Namun angka infeksi baru menurun. "Namun bukan berarti akan menjadi tidak ada sama sekali," kata dia.
Daerah paling rentan tertular adalah negara tetangga. Sehingga sangat penting untuk mereka mempersiapkan diri menghadapi ebola.
Selasa, Presiden Barack Obama mengatakan upaya yang dilakukan dunia sejauh ini belum cukup untuk menghadapi ebola.
"Semuanya perlu melakukan lebih dari apa yang sudah dilakukan sekarang," kata dia di akhir pertemuan dengan 20 negara sekutu militer.
Gedung Putih mengatakan, Obama akan mengadakan konferensi pada Rabu dengan pemimpin Inggris, Prancis, Jerman, Italia untuk mendiskusikan ebola dan isu internasional lainnya.
Dikutip Reuters, AS sedang mempersiapkan tim khusus cepat tanggap yang akan ditempatkan di rumah sakit. Tim akan membantu mengurus pasien terinfeksi setiap kali ada kasus baru.
Seorang dokter utama dalam melawan virus mengatakan tim cepat tanggap akan siaga dalam beberapa jam untuk penanganan pertama.