REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev berpikir bahwa pemulihan hubungan Moskow dengan Washington mustahil dilakukan bila Barat masih memberlakukan sanksi terhadap mereka.
Medvedev mengungkapkan hal itu dalam wawancara yang disiarkan televisi Amerika Serikat Rabu (15/10).
Medvedev mengecam langkah Amerika Serikat dan Eropa Bersatu menghukum Rusia atas perannya dalam kemelut Ukraina. Ia menilai hal itu "betul-betul merusak" dan "bodoh". Tidak ada kesempatan memperbaiki hubungan dengan Gedung Putih saat semua itu berlangsung, kata Medvedev.
"Tidak, tentu saja, tidak. Itu betul-betul mustahil. Mari kita perjelas, kami tidak datang dengan hukuman itu. Mitra asing kami yang melakukannya," kata Medvedev kepada saluran CNBC, menurut salinan laman pemerintah.
Hubungan Timur-Barat merosot ke titik terendah sejak akhir Perang Dingin akibat adanya tuduhan Moskow yang mendukung pemberontakan di Ukraina timur.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Selasa mengadakan pembicaraan tiga jam dengan timpalannya dari Amerika Serikat, John Kerry, di Paris, dengnan diplomat puncak Washington itu mengungkapkan serangkaian syarat untuk mencabut hukuman tersebut.
"Pada saat ini banyak yang terjadi sekarang. Pasukan ditarik, tapi alat berat harus ditarik dan perbatasan belum aman dan terpantau baik," kata Kerry.
Presiden Rusia Vladimir Putin, yang akan bertemu dengan Presiden Ukraina Petro Poroshenko di Milan pada Jumat, pada akhir pekan lalu menarik 17,600 tentaranya dari perbatasan Ukraina.