REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Iran dan Amerika Serikat masih berupaya untuk mencapai kesepakatan nuklir jangka panjang sebelum 24 November dan belum mendiskusikan kemungkinan perpanjangan tenggat waktu, demikian sumber dari Washington menyatakan Rabu.
"Kami belum membicarakan perpanjangan tenggat waktu," kata sumber tersebut sesaat setelah perundingan enam jam antara menteri luar negeri Amerika Serikat dan Iran, John Kerry dan Mohammad Javad Zarif.
Meskipun dua menteri luar negeri tersebut sudah terlibat dalam diskusi yang "sangat intensif," sampai saat ini belum muncul tanda-tanda terobosan besar dalam perundingan nuklir yang harus selesai sebelum tenggat waktu.
Sumber tersebut menegaskan bahwa semua rincian persoalan harus diselesaian sebelum kesepakatan jangka panjang. "Semua hal harus disepakati atau tidak ada kesepakatan sama sekali. Anda dapat mencapai kesepahaman mengenai 98 persen hal tapi sisa dua persen itu mungkin akan menggagalkan seluruh kesepakatan," kata dia.
Kerry dijadwalkan akan meninggalkan Wina pada Kamis (16/10) pagi namun Zarif akan tetap tinggal untuk melanjutkan perundingan dengan wakil dari Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, Inggris, Prancis, dan Jerman.
Dalam perundingan itu, Amerika Serikat dan lima negara lainnya menekan Iran agar mengurangi aktivitas pengayaan nuklir untuk memastikan bahwa Tehran tidak sedang mengembangkan bom atom. Sebagai imbalan, sanksi-sanksi ekonomi akan dicabut. Sementara Iran di sisi lain bersikeras program nuklirnya sepenuhnya untuk tujuan damai.
Pada November tahun lalu, kedua pihak mencapai kesepakatan sementara dan menetapkan 20 Juli 2014 sebagai batas akhir tercapainya kesepakatan jangka panjang. Target tersebut gagal dicapai sehingga tenggat waktu diperpanjang empat bulan.
Sejumlah persoalan yang dirundingkan nampak sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kemajuan dengan diubahnya desain reaktor arak dan diizinkannya inspeksi oleh PBB.
Namun persoalan utama mengenai kapasitas pengayaan Iran masih belum disepakati. Selain itu, pedebatan juga masih terjadi mengenai pencabutan sanksi dan penyelidikan PBB mengenai masa lalu aktivitas nuklir Iran.
Sejumlah pengamat meyakini bahwa tenggat waktu 24 November tidak akan tercapai dan akan kembali diperpanjang. "Kesepakatan komprehensif pada 24 November tidak akan tercapai," kata Ali Vaez dari International Crisis Group kepada AFP.