REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Barack Obama bersumpah, akan jauh lebih agresif menanggapi kasus Ebola di Amerika Serikat (AS). Ia pun menggelar pertemuan darurat tak lama setelah pemerintah mengkonfirmasi adanya perawat lain yang terinfeksi Ebola di negara tersebut.
Rabu (15/10), Obama berupaya mengurangi kecemasan yang berkembang di AS setelah perawat yang sebelumnya merawat Thomas Eric Duncan didiagnosis terserang Ebola. Reuters melaporkan, perawat kini telah dipindahkan ke rumah sakit di kota Atlanta untuk pengobatan.
Obama mengatakan, telah mengerahkan Pusat Pengendali dan Pencegahan Penyakit (CDC) untuk meningkatkan responsnya pada kasus baru tersebut. Obama berbicara setelah membatalkan perjalanan politik dan menggelar pertemuan darurat untuk membahas Ebola di AS dan Afrika Barat.
"Kami ingin tim cepat tanggap, seperti tim SWAT dari CDC, untuk segera sampai di lokasi. Mudah-mudahan dalam waktu 24 jam, sehingga dapat membantu rumah sakit mengambil langkah yang diperlukan," ujar Obama.
Obama telah menekan masyarakat internasional untuk meningkatkan bantuan dalam memerangi penyakit ini.
Beberapa jam sebelum Obama membatalkan kunjungannya, para pejabat mengkonfirmasi seorang perawat jadi korban kedua yang dinyatakan positif Ebola. Pejabat mengungkapkan, perawat berada di penerbangan komersial dari Ohio ke Texas pada malam sebelum ia didiagnosis.