Jumat 17 Oct 2014 23:04 WIB

Mesin MRI Berotensi Membantu Pencegahan Stroke

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Sejumlah ilmuwan percaya mesin MRI generasi terbaru akan mengungkap misteri penyakit stroke. Butuh beberapa tahun lagi bagi para ilmuwan kesehatan untuk bisa memaksimalkan mesin ini.

Mesin MRI (Magnetic Resonance Imaging) ber-ultra tinggi terbaru, secara resmi untuk diuji coba oleh University of Melbourne dan Florey Institute of Neuroscience and Mental Health.

Harga mesin ini ditaksir mencapai 100 miliar rupiah. Menurut Profesor Geoffrey Donnan dari Florey Institute, mesin ini akan memiliki kekuatan ganda dibandingkan dengan mesin-mesin MRI lain yang saat digunakan. "Ketika kami pertama kali memperkenalkan mesin MRI, sekitar 20 tahun yang lalu, mereka menggunakan 0.3T. Kemudian 1,5T, lalu 3T," ujarnya baru-baru ini.

T, atau Tesla, adalah unit pengukur kekuatan magnetik.

"Sekarang, kamera yang digunakan adalah 7T," jelasnya. "Seperti yang dibayangkan, mesin ini akan menghasilkan gambaran superior, yang lebih baik, dibandingkan 20 tahun lalu."

Profesor Donnan mengatakan perbedaan jelas bisa dilihat dengan menggunakan mata telanjang. Peneliti berharap untuk membuat "penemuan berwawasan" soal yang menyebabkan stroke, saat saluran darah ke otak terhalang, atau pecah.

Stroke adalah penyebab paling umum kedua kematian.

"Stroke adalah beban terbesar secara global. Stoke adalah penyebab kedua kematian. Banyak jenis perilaku manusia yang bisa dipetakan oleh otak dengan menggunakan mesin MRI terbaru, yang "sangat penting" untuk memahami bagaimana otak bekerja.

"Dengan penelitian yang lebih canggih, kita bisa menentukan aspek-aspek dari fungsi otak, yang belum dilakukan sebelumnya, [seperti] pengambilan keputusan, [dan] keadaan emosi," kata Profesor Donnan.

Menurutnya penelitian ini bisa memakan waktu lima sampai 10 tahun, untuk memahami segala sesuatu soal potensi mesin MRI terbaru.

 
Karenanya, kini mesin tersebut baru akan digunakan untuk tujuan penelitian.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement