REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Rusia Vladimir Putin Jumat mengatakan bahwa Moskow telah menyetujui kesepakatan dengan Prancis, Jerman dan Italia untuk menggunakan pesawat nirawak (drone) pengintai untuk memantau gencatan senjata rapuh di Ukraina timur setelah pembicaraan dengan Presiden Petro Poroshenko.
"Disepakati bahwa kami akan menggunakan perangkat penerbangan tak berawak, teknologi modern, yang memungkinkan Anda untuk menentukan di mana serangan dihantam," kata Putin.
"Italia, Prancis, Jerman dan Rusia menyatakan keinginan mereka untuk bekerja bersama," katanya.
Para ahli akan "segera bertemu di Wina untuk menyelesaikan masalah teknis" di bawah naungan Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE), tambahnya.
Sementara itu OSCE mengatakan telah memulai diskusi tentang bagaimana drone ini akan digunakan.
Prancis dan Jerman Jumat lalu telah membahas penggunaannya di daerah-daerah untuk memantau gencatan senjata.
Moskow membantah keterlibatannya dalam pemberontakan Ukraina dan mencoba merebut kawasan industri yang paling penting secara ekonomi negara tetangganya dalam pembalasan atas pengusiran presiden yang didukung Rusia Februari lalu.
Lebih dari 3.600 orang telah tewas dalam pertempuran di Ukraina timur sejak Rusia menganeksasi Krimea Maret, menghukum mantan satelit Soviet Ukraina karena telah berbalik pada Moskow dan mendukung hubungan dengan Uni Eropa.