Ahad 19 Oct 2014 08:30 WIB

Setengah Abad Menunggu, Ini Jet Komersial Pertama Jepang

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Mitsubishi Regional Jet
Foto: aviationworldnews.com
Mitsubishi Regional Jet

REPUBLIKA.CO.ID, KOMAKI--Pesawat jet penumpang yang dibuat Jepang selama hampir empat dekade akhirnya diperkenalkan ke publik. Jet  semacam ini akan didorong untuk masuk industri regional dan  harus siap bersaing dengan raksasa industri jet Embraer dan  Bombardier.

Mitsubishi Heavy Industries memperkenalkan jet yang diklaim efisien bahan bakar, menawarkan kenyamanan lebih bagi  penumpang serta biaya operasional yang lebih murah. Pesawat dengan merk dagang Mitsubishi  Regional Jet (MRJ) diperkenalkan di Komaki, Sabtu (18/10).

MRJ akan mulai diperdagangkan 2017 mendatang dengan bantuan  Boeing. Pimpinan Mitsubishi Heavy Industries, Hideaki Omiya mengaku bangga bisa mewujudkan apa yang diimpikan Jepang.

''Jet ini, yang merupakan hasil penantian dan usaha selama setengah abad, telah membuat mimpi banyak orang jadi kenyataan,'' kata Omiya. Jet ini juga menjadi terobosan baru bagi Jepang di sektor penerbangan setelah sempat membuat pesawat komersial pada 1962, YS-11 turboprop.

Direktur Operasional Mitsubishi Aircraft, Teruaki Kawai, mengatakan MRJ dirancang dengan seni aerodinamik dan sistem mesin yang efisien bahan bakar sehingga mengurangi emisi. Ia yakin MRJ tidak kalah bersaing dan menguntungkan di masa mendatang.

Perusahaan-perusahaan Jepang dilarang mengembangkan produksi pesawat terbang setelah menggempur AS pada Perang Dunia II dengan serangan Kamikaze.

Jepang perlahan membangun kembali industri aviasinya pada 1950an dengan memulai di sektor reparasi pesawat tempur AS. Jepang lalu mulai mendapat lisensi sebagai basis proudksi pesawat tempur kembangan AS untuk militer Jepang. Sejumlah perusahaan Jepang juga telah lama menjadi pemasok suku cadang untuk raksasa pesawat komersial Boeing.

MRJ yang dirancang untuk 70 hingga 90 kursi penumpang ini didukung Pemerintah Jepang dan konsorsium industri besar seperti Toyota. Biaya riset dan pengembangan MRJ ditaksir mencapi 180 miliar yen (1,7 miliar USD).

Meski baru diperkenalkan, MRJ sudah mendapat 375 pesanan termasuk untuk maskapai All Nippon Airways (ANA), maskapai berbasis di AS Trans States Holdings, dan Sky West. Japan Airlines (JAL) juga sudah menandatangani Letter of Intent (LOI) untuk pemesanan 32 unit MRJ seharga 4,2 miliar yen untuk penerbangan domestik.

Proyek perampungan MRJ makin nyata digarap setelah pada 2008 ANA sepakat memesan 24 unit. Sayangnya krisis global menghantam industri aviasi Jepang kala itu. Pengerjaan MRJ terbang kembali setelah Tokyo memacu industri pariwisata juga mencapai target 20 juta wisatawan menuju Olympiade Tokyo pada 2020 mendatang. Mitsubishi menargetkan bisa memasarkan 5.000 unit MRJ dalam 20 dekade mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement