REPUBLIKA.COP.ID, ADELAIDE -- Sowaibah Hanifie, gadis asal Adelaide, Australia, menyatakan bangga memakai jilbab sejak dua tahun lalu. "Ini merupakan simbol dari feminisme yang saya jalani," katanya baru-baru ini.
Sowaibah (18 tahun) memutuskan memakai jilbab ketika ia berusia 16 tahun, meskipun saat itu ia sadar akan menghadapi begitu banyak tantangan. "Feminisme yang saya jalani ini menunjukkan bahwa sebagai wanita muslim, kita lebih berharga dibandingkan kecantikan fisik, dan seharusnya orang melihat kita pada apa yang kita pikirkan dan apa isi hati kita," tuturnya kepada ABC.
Ia mengakui keinginan untuk memakai jilbab ini karena ingin menjadi bagian dari wanita muslim Australia yang bangga dengan agama mereka.
Sowaibah mengatakan, ia bukannya tidak pernah mengalami cibiran dan lingkungan sekitarnya, namun ia mengaku hanya bersandar pada ajaran agamanya dalam menghadapi situasi demikian.
"Agama kami mengajarkan untuk bersabar dan mengatasi masalah dengan saling menghargai," ujarnya.
Ia menjelaskan, orang-orang yang mencibirnya karena ia memakai jilbab, mungkin saja pernah mengalami pengalaman buruk dengan orang muslim. "Maka saya tidak ingin menghakimi atau menanggapi mereka. Saya hanya bersabar dan mencoba memahami," tutur Sowaibah.
Menurut dia, memang tidak semua orang akan setuju dengan sikapnya ini, dan berharap orang pada akhirnya mengerti bahwa pakaian yang ,menutup kepala bukan hanya milik orang Islam. "Pakaian seperti ini pernah menjadi bagian dari agama lain juga," katanya.
Organisasi Islamic Society of South Australia dan Lebanese Muslim Society rencananya akan menyelenggarakan National Mosque Open Day di Masjid Omar bin Khattab pada 25 Oktober mendatang.
Dalam kegiatan itu, masjid ini akan dibuka untuk umum. Pihak penyelenggara berharap dengan kegiatan ini bisa menciptakan saling pengertian di antara warga masyarakat.