REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Jumlah penderita stroke di Australia meningkat hampir dua kali lipat, dari 50 ribu orang menjadi 130 orang per tahunnya. Meskipun, data ini terjadi di Australia, tapi tidak ada salahnya bagi kita untuk juga warpada.
Data tersebut dirilis oleh Yayasan Stroke Nasional Australia. Menurut yayasan tersebut disayangkan karena peningkatan penyakit ini tidak diikuti dengan pencegahan dan penanggulangannya, baik secara pembiayaan maupun sistem kesehatan.
"Sekarang ini kita sudah berada di tengah keadaan garurat soal kesehatan publik, jangan dibiarkan peningkatan penderita stroke," ujar Erin Lalor dari Yayasan Stroke Nasional Australia.
"Karena jumlahnya akan naik hingga lebih dari 130 ribu orang hingga tahun 2050 mendatang, sehingga akan terus ada permintaan dan akan semakin banyak orang yang tidak bisa mengakses pelayanan rumah sakit atau dukungan dari komunitas, yang bahkan sekarang pun tidak ada," tegasnya.
Analisa terbaru menunjukkan jumlah penderita stroke di Australia akan meningkat sebanyak 50 ribu per tahunnya.
Penyebab peningkatan ini adalah populasi dengan jumlah warga lanjut usia, selain juga gaya hidup.
Yayasan Stroke Nasional juga sudah meminta pemerintah Australia untuk memberikan dana sebanyak 750 miliar rupiah selama empat tahun kedepan.
Para ahli menyayangkan adanya kekurangan dalam pelayanan, apalagi jika melihat situasi yang semakin buruk.