REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Badan intelijen luar negeri Jerman, BND, menyimpulkan pemberontak pro-Rusia harus bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat Malaysia Airline MH17 di Ukraina. Mingguan Der Spiegel yang melaporkan pada Ahad (19/10) menyatakan, BND merupakan lembaga Eropa pertama yang mengatakan hal tersebut.
Kecelakaan di wilayah yang dikuasai pemberontak di timur Ukraina, pada 17 Juli, menewaskan seluruh penumpang dan kru pesawat. Peristiwa tersebut membawa kerusakan lebih lanjut dari hubungan Barat dan Moskow, yang sebelumnya telah merenggang akibat krisis Ukraina.
Der Spiegel melaporkan, Presiden BND Gerhard Schindler mengatakan di depan komiter parlemen rahasia awal bulan ini, bahwa pemberontak menggunakan sistem rudal pertahanan Buk Rusia. Mereka menembakkannya dari Ukraina ke pesawat MH17.
"Itu merupakan separatis pro-Rusia," kata majalah mengutip Schindler.
Der Spiegel menuliskan, BND menyimpulkan para pemberontak harus disalahkan atas insiden jatuhnya pesawat. Sebab setelah analisis rinci dan berdasarkan foto satelit, terbukti mereka bersalah. Belum ada dari pihak BND yang bisa dikonfirmasi terkait laporan Der Spiegel.
Kiev selama ini memang menyalahkan pemberontak atas insiden tersebut. Mereka juga menuduh Moskow mempersenjatai pemberontak. Namun baik pemberontak maupun Moskow menyangkal tuduhan itu.
Pemerintah Eropa sejauh ini menahan diri untuk secara terbuka mengungkap hasil penyelidikan. Pemerintah Belanda sebelumnya telah dua kali melakukan penyelidikan. Tapi mereka belum mengatakan siapa yang bertanggung jawab.
Sebuah laporan awal oleh Dewan Keselamatan Belanda bulan lalu mengatakan, pesawat jatuh karena hantaman obyek berenergi tinggi. Namun laporan tak membuat kesimpulan dari mana mereka berasal.