REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Mantan Perdana Menteri Australia, Gough Whitlam meninggal dalam usianya yang ke 98 tahun, Selasa (21/10). Salah satu figur Australia yang paling dikagumi ini telah membawa Australia pada perubahan selama periode kepemimpinannya.
"Ayah kami, Gough Whitlam meninggal pagi ini pada usia 98 tahun," kata anaknya, Antony, Nicholas, Stephen dan Catherine dalam pernyataan keluarga.
"Seorang ayah yang dermawan dan dicintai, ia adalah sumber inspirasi bagi kami, keluarganya dan jutaan warga Australia," katanya, dikutip AFP.
Perdana Menteri Tony Abbott menyeru pada semua wilayah di Australia untuk mengibarkan bendera setengah tiang. Abbott menyebut seniornya itu sebagai raksasa di masanya.
"Ia telah menyatukan partai buruh Australia dan dalam banyak hal ia lebih besar dari masa hidupnya," kata Abbott. Whitlam dikenal menguatkan partai buruh. Ia memimpin partai ini dalam kemenangan pertamanya selama 23 tahun pada Desember 1972.
Sayangnya, ia memimpin Australia hanya dalam waktu tiga tahun. Pada masa yang bergejok itu, ia berhasil membawa reformasi dalam ekonomi nasional juga urusan budaya. Pencapaian tersebut membawanya menjadi salah satu pemimpin Australia yang paling dihormasi.
Ia menghapuskan wajib militer dan memperkenalkan pendidikan universitas gratis, mengakui negara Tiongkok, menarik pasukan dari Vietnam, menghapus hukuman mati untuk kejahatan federal dan menurunkan usia izin voting menjadi 18 tahun.
Keluarga Whitlam mengatakan akan ada upacara kremasi pribadi untuk keluarga dan layanan memorial untuk publik. Mantan PM Australia lain dari partai buruh, Julia Gilliard juga menyebut Whitlam sebagai pemimpin yang hebat.
"Saya menghormati Gough sebagai laki-laki dalam keberanian berpolitik tertinggi. Raksasa di eranya. Ia benar-benar komitmen, dan lihat yang dia lakukan, ia mengubah Australia dan kita berhutang besar padanya," kata Gilliard.
Pemimpin partai buruh saat ini, Bill Shorten mengatakan Gough adalah legenda.
"Ia mengubah negara kita, mengubah hidup generasi baru. Visinya, ambisinya, membawa Australia menjadi seperti seharusnya. Negara kita berbeda karena dia," katanya.