Selasa 21 Oct 2014 15:48 WIB

Australia Hentikan Kasus Balibo Five

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Julkifli Marbun
Australia
Foto: isrishtimes.com
Australia

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Polisi Federal Australia (AFP) menghentikan penyelidikan kejahatan perang terhadap lima jurnalis di Timor Timur atau Timor Leste. Kasus yang dikenal dengan Balibo Five itu terjadi pada 16 Oktober 1975.

Seperti dilansir oleh BBC, Selasa (21/10), polisi mengatakan tidak cukup bukti untuk membuktikan adanya kejahatan. Dalam sebuah pernyataan, AFP mengatakan telah melakukan peninjauan luas atas penyelidikan.

"Selama penyelidikan, AFP menghadapi tantangan terkait dengan yurisdiksi. Penyelidikan dilanjutkan dengan maksud mengatasi isu tersebut. Namun, AFP berkesimpulan saat ini tidak cukup bukti untuk membuktikan pelanggaran," kata AFP.

AFP mengatakan tidak akan mengambil tindakan lanjutan. Selama investigasi, AFP juga telah memberitahu keluarga korban tentang keputusan mereka.

Dikutip dari ABC, pada 2007, deputi koroner New South Wales Dorelle Pinch mengatakan kelima jurnalis dieksekusi oleh pasukan khusus Indonesia di kota Balibo. Diduga mereka dibunuh untuk menghentikan mereka mengungkapkan rincian tentang invasi Indonesia. Indonesia mengatakan mereka tewas dalam baku tembak.

AFP memulai penyelidikannya pada 2009 setelah pengadilan koroner memutuskan para jurnalis tersebut bukan korban insidental dalam pertempuran, tapi sengaja ditembak atau ditikam.. Kelima jurnalis tersebut adalah warga Australia Gregory Shackleton (29 tahun) dan Anthony Stewart (21), warga Inggris Brian Peters (29) dan Malcolm Rennie (28) dan warga Selandia Baru Gary Cunningham (27).

"Pria-pria tersebut tewas akibat luka-luka ketika (mereka) ditembak dan atau  ditikam dengan sengaja, dan tidak dalam pertempuran oleh anggota pasukan khusus Indonesia, termasuk (Komandan) Christoforus Da Silva dan Kapten Yunus Yosfiah atas perintah Kapten Yosfiah untuk mencegah (mereka ) mengungkapkan pasukan khusus Indonesia telah berpartisipasi dalam serangan di Balibo," ujar Pinch dalam pemeriksaan kematian Peters.

Pengadilan Australia menyebut tiga mantan  perwira senior pasukan khusus Indonesia telah memerintahkan pembunuhan.

Perdana Menteri Australia saat itu Gough Whitlam yang meninggal, Selasa, mengatakan kepada koroner pada 2007 dia telah memperingatkan Gregory Shackleton agar tidak pergi ke Timor Timur. Dia mengatakan tidak ingat melihat telegram yang mengindikasikan tentara Indonesia merencanakan pembunuhan sebelum kelima pria itu tewas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement