Selasa 21 Oct 2014 15:57 WIB

Partai Pemerintah Sudan Calonkan Kembali Presiden Bashir

Omar al Bashir
Omar al Bashir

REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Partai pemerintah Sudan, Senin, mencalonkan kembali Presiden Omar al-Bashir untuk pemilihan presiden pada April, kata penasehat, kendati ada keraguan apakah ia dapat bertahan.

Setelah berkuasa dalam kudeta dukungan kelompok Islam pada 1989, tidak jelas dalam beberapa tahun belakangan apakah Bashir akan ikut bertarung kembali dalam pemilihan umum pada tahun depan.

Tetapi ia adalah salah satu dari lima kandidat yang ditetapkan dalam konvensi Partai Kongres Nasional (NCP) yang dipimpinnya di Khartoum, kata kepala stafnya kepada wartawan.

Ibrahim Ghadour mengatakan "ada 10 kandidat dan setelah satu pemungutan suara tertutup dewan pimpinan memilih lima orang" untuk memimpi NCP, menunjuk Bashir dan empat lainnya.

Apabila terpilih ia akan menjadi kandidat presiden partai itu.

Bashir dicari oleh Pengadilan Pidana Internasional (ICC) atas tuduhan terlibat kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida di daerah Darfur, Sudan.

Presiden itu menjalankan dua operasi lutut pada musim panas, yang menimbulkan kekhawatiran akan kesehatannya menjelang pemilu itu.

Dalam satu wawancara Maret, Ghandour mengatakan Bashir "telah sering mengatakan ia tidak ingin" mencalonkan diri lagi, tetapi keputusan itu terserah pada NCP.

Beberapa partai oposisi mengatakan mereka tidak akan ikut dalam pemilihan-pemilihan presiden, nasional dan anggta parlemen negara bagian dan gubernur-gubernur.

Mereka mengatakan setiap pemilu harus merupakan bagian dari satu dialog politik nasional yang Bashir umumkan pada Januari untuk membicarakan berbagai krisis di Sudan yang miskin dan porak poranda akibat perang itu.

Ghandour menyebut bahma para kandidat lainnya yaitu dia sendiri, anggota senior NCP Nafie Ali Nafie, mantan wakil presiden Ali Osman Taha dan Wakil Presiden perdana Bakri Hassan Saleh.

Pada Selasa, dewan penasehat NCP akan memilih tiga dari lima kandidat yang disebut Ghandour itu untuk pertimbangan lebih jauh bagi perang itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement