REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Mantan Perdana Menteri Australia Gough Whitlam meninggal pada usia 98 tahun. Selain berhasil membawa banyak perubahan sosial di Australia, mendiang juga dikenang sebagai tokoh nasional yang mampu mengubah wajah kebijakan luar negeri Australia dan membangun hubungan antara Australia dengan negara-negara lain di kawasan.
Whitlam memimpin Partai Buruh Australua (ALP) setelah berhasil meraih kemenangan pertama. dalam 23 tahun pada tahun 1972. Meskipun hanya berkuasa selama tiga tahun, namun jabatan Perdana Menteri yang dipegangnya dikenang sebagai periode yang melahirkan perubahan besar bagi Australia.
Di bawah kepemimpinannya, pemerintah Australia mengakhiri wajib militer, menarik pasukannya dari Vietnam, menghapuskan hukuman mati, memperkenalkan sistem kesehatan universal dan pendidikan tinggi gratis, menyelesaikan penghapusan Kebijakan Australia Putih, dan memperkenalkan UU Diskriminasi Rasial.
"Warga China ketika mengenang masa kepemimpinan Gough Whitlam digambarkan dengan pepatah Cina, 'ketika Anda mengambil air dari sumur, jangan lupa dengan penggali sumur' dan mereka membandingkan peran Gough Whitlam dengan yang penggali sumur yang baik dari hubungan Sino-Australia. Dia adalah salah satu yang membawa semua nasib baik hubungan bilateral yang kita menikmati hari ini"
Sebagai pendukung dekolonisasi, Ppmerintahan Whitlam menjamin kemerdekaan Papua Nugini setelah 70 tahun dibawah kendali pemerintahan Australia. Ketika itu dia mengatakan :
Perdana Menteri Papua Nugini saat ini Peter O'Neill juga menyampaikan belasungkawa dan mengakui kontribusi Whitlam terhadap negara dan bangsanya.
“PM Withlam akan selalu memiliki tempat unik dan istimewa dalam sejarah Papua Nugini sebagai Perdana Menteri yang pernah bekerja bersama para pendiri bangsa kami untuk meraih kemerdekaan sebagai sebuah bangsa,"
"Masa kepemimpinannya sebagai Perdana Menteri hampir identik dengan masa transisi Papua Nugini menjadi negara yang merdeka dan karena itulah masyarakat Papua Nugini menyampaikan rasa terima kasih terhadap mendiang,"
PM Whitlam ketika menjabat sebagai Perdana Menteri Australia banyak melakukan kunjungan ke luar negeri, dia juga mengunjungi India, Jepang dan Rusia (Uni Soviet ketika itu), Amerika Utara, Eropa dan Indonesia. Dia juga tercatat sebagai pemimpin Australia pertama yang membangun hubungan dekat dengan Indonesia, namun kebijakannya ini banyak menuai kritik tajam karena apa yang kebanyak orang anggap sebagai kegagalan untuk melawan pendudukan Indonesia di Timor Timur.
"Sekarang saatnya, Gough berkata kepada kita. Karena dia, karena hidup dan warisannya, Australia menjadi bangsa yang lebih murah hati dan inklusif. Selalu berupaya membantu sesama warga Australia untuk lebih maju dan mencapai hasil yang lebih tinggi dari keadaan mereka saat ini.
"Gough selalu mengajarkan mengenai keberanian dan kepemimpinan untuk menciptakan dan memanfaatkan kesempatan. Jalan terang telah bersinar menyambutnya bersama dengan kenangan atas karya-karya besarnya yang akan selalu diingat dalam waktu lama di hati bangsa Australia,"