REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Jajak pendapat online yang dilakukan Reuters, pada Selasa kemarin menunjukkan hampir tiga perempat dari 1.602 warga Amerika mendukung larangan perjalanan udara sipil masuk dan keluar Liberia, Sierra Leone dan Guinea.
Di Washington, beberapa anggota parlemen menyambut langkah-langkah baru pemerintah dalam mencegah ebola. Sementara sejumlah anggota lain mengatakan, pemerintah perlu melakukan lebih banyak hal untuk ini.
Senator dari Partai Demokrat AS Charles Schumer mengatakan, tindakan Departemen Keamanan Dalam Negeri dalam menerapkan pembatasan wisatawan merupakan langkah yang baik dan efektif. Ini semua menurutnya dilakukan untuk melindungi warga negara AS.
Sementara wakil dari Partai Republik Bob Goodlatte yang mengepalai Komite Kehakiman Parlemen mengatakan, Presiden Barack Obama perlu memberlakukan larangan perjalanan.
"Obama memiliki solusi nyata di bawah hukum saat ini dan dapat menggunakannya kapan saja, untuk melarang sementara warga negara asing dari negara-negara yang dilanda ebola masuk ke AS," katanya.
Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan, Obama tidak secara filosofis menentang usulan larangan perjalanan. Obama menurutnya terbuka untuk kemungkinan itu, jika para ilmuan dan ahli kesehatan menyarankan hal tersebut guna melindungi warga AS.
Pejabat Penerbangan untuk AS Vaughn Jennings mengatakan, kelompoknya menentang usulan larangan perjalanan. Menurut Jennings, kelompoknya saat ini setuju dengan diskusi Gedung Putih yang menyatakan larangan perjalanan belum diperlukan untuk menghambat penyebaran ebola.
Sementara pada Selasa, Republik Dominika justru telah memberlakukan larangan perjalanan pada orang asing yang telah mengunjungi negara yang terkena dampak ebola dalam 30 hari sebelumnya.