REPUBLIKA.CO.ID, GENEWA –- Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon telah menyiapkan sebuah penyelidikan terhadap serangan pada fasilitas PBB selama gerakan ofensif Israel di Jalur Gaza. Ban mengatakan investigasi independen akan mengupas habis kasus yang telah menewaskan bannyak orang tak bersalah itu.
Selama insiden 51 hari itu, lebih dari 2.100 warga Palestina tewas. PBB mengatakan sebagian besar dari korban adalah warga sipil. Israel menyatakan tingginya korban warga sipil karena pejuang Hamas juga meluncurkan serangan dari area pemukiman, termasuk sekolah dan mesjid.
Ban juga mengatakan akan menganalisis laporan penggunaan situs AS oleh militan Hamas. Laporan menyebutkan Hamas menggunakannya untuk penyimpanan senjata.
Ban berbicara di depan Dewan Keamanan PBB pada Selasa setelah kunjungan ke Gaza, termasuk kamp pengungsi Jabalia yang merupakan tempat warga sipil Palestina mencari perlindungan selama konflik.
"Saya berharap ada penyelidikan menyeluruh pada Angkatan Pertahanan Israel dalam insiden-insiden saat fasilitas PBB dirusak dan banyak orang tak bersalah tewas," katanya dikutip BBC.
Dalam sebuah insiden, serangan Israel dilaporkan menewaskan lebih dari puluhan orang yang berlindung dalam sekolah yang dikelola PBB di Gaza. Ban juga mengatakan jam terus berdetak, sehingga bantuan kemanusiaan untuk membangun kembali daerah kantong Palestina yang dilanda perang harus segera dilakukan. Pasalnya musim dingin telah mendekat.
Dia tidak memberikan rincian lebih jauh tentang penyelidikan. Bulan lalu, Israel diperintahkan untuk mengadakan investigasi kriminal independen terhadap lima insiden dimana warga sipil diyakini banyak meninggal. Mereka juga sedang menyelidiki lebih dari 100 insiden lain.
Israel meluncurkan serangan ofensif di Gaza pada 8 Juli. Mereka berdalih serangan dilakukan dengan tujuan untuk menghentikan penembakan roket dan mortir di wilayahnya oleh militan.
Beberapa gencatan senjata dilakukan namun hanya berumur pendek. Namun kedua belah pihak sepakat kembali melakukan gencatan senjata terbuka pada 26 Agustus hingga saat ini.