REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat menyambut kesempatan untuk bekerja sama dengan Kuba dalam memerangi Ebola, Selasa (21/10).
Seorang sumber Departemen Luar Negeri mengatakan kepada AFP Kuba telah berkontribusi dalam perlawanan terhadap wabah ini.
"Kami menyambut kesempatan untuk berkolaborasi dengan Kuba dalm menghadapi wabah Ebola. Kuba telah berkontribusi cukup signifikan dengan mengirimkan ratusan petugas kesehatan ke Afrika," kata sumber memuji saingan lamanya dalam Perang Dingin lalu.
Menteri Luar Negeri John Kerry telah mendesak semua negara untuk bergabung dengan perang melawan wabah. Wabah telah memicu kekhawatiran terhadap penyebaran di luar tiga negara paling parah dan menjadi ancaman global.
"Dengan kekhawatiran itu, Departemen Luar Negeri AS berkomunikasi dengan masyarakat internasional, termasuk Kuba, melalui saluran multilateral seperti Organisasi Kesehatan Dunia dan briefing diplomatik," kata sumber.
Pada Senin di Havana, Presiden Kuba Raul Castro membuka konferensi tingkat tinggi Ebola di Amerika Latin.
"Epidemi yang mengerikan menyebar di antara saudara kita di Afrika dan mengancam kita semua," katanya.
Menurutnya, jika ancaman ini tidak berhenti di Afrika Barat, maka epidemi akan menyebar dan menjadi masalah paling serius dalam sejarah manusia. Dua belas negara Amerika Latin dan Karibia kemudian sepakat untuk memperketat pemeriksaan perbatasan agar penyebaran Ebola ke wilayah mereka terhenti.
Konferensi juga menyusun rencana aksi untuk menangani epidemi. Kuba telah berusaha untuk menempatkan dirinya di garis depan respons internasional terhadap epidemi Ebola dengan mengirimkan 165 dokter dan perawat ke Sierra Leone untuk memerangi penyakit ini.