REPUBLIKA.CO.ID, DARWIN -- Saat dibombardir pasukan Jepang dalam perang dunia kedua, hotel ini tetap bertahan. Namun, dengan lilitas utang yang besar, hotel tertua di Kota Darwin ini terpaksa harus tutup.
Selasa (21/10) kemarin manajemen, Hotel Victoria di Darwin mengumumkan penutupan toko mereka. Ini terjadi karena pengelola hotel kesulitan keuangan yang mereka alami dalam 3 tahun terakhir. Pernyataan dari pihak hotel menyatakan sejak mereka membuka kembali hotelnya mereka mengalami kesulitan menghadapi persaingan pasar mengingat posisi geografis dan kurangnya kawasan merokok dibagian bawah hotel mereka.
Hotel Vic, demikian sebutan hotel itu dibuka pertama kali pada tahun 1890 untuk melayani orang yang banyak berdatangan ke Darwin sebagai bagian dari periode 'demam emas' pada akhir abad ke-19. Hotel itu selamat dari amukan badai parah yang menerjang kawasan Darwin pada tahun 1897, 1937 dan terakhir Badai Tracy pada tahun 1974. Selain itu, hotel bersejarah ini juga selamat dari hujan bom yang dijatuhkan pasukan Jepang di Darwin pada tahun 1942.
Pengelola hotel Korda Mentha, Stephen Duncan, mengatakan Hotel Victoria memiliki hutang kepada 50 bank dengan nilai total utang $750 ribu atau lebih dari Rp 7 miliar.
Dikatakan, Hotel Victoria bisa saja satu hari nanti dibuka kembali dan saat ini dia sedang menilai kemungkinan pilihan yang tepat bagi hotel itu apakah dijual, direstrukturisasi atau dikomersialkan. Proses ini diperkirakan memakan waktu sekitar 3 - 4 pekan.
Presiden Asosiasi Hotel Australia (ASA) Justin Coleman mengatakan peraturan pemerintah telah mengorbankan semua pub di Darwin. "Kebijakan seperti kesepakatan Darwin Safe di Darwin yang menelurkan aturan ketat mengenai periklanan dan apa saja yang boleh kita promosikan [dan] bagaimana kita dapat mempromosikan penjualan alkohol, mungkin pada akhirnya telah menempatkan Hotel Victoria sebagai korban ," kata Coleman .
Darwin Safe Accord diresmikan oleh Pemerintah NT dalam hubungannya dengan AHA pada bulan Februari dan itu mencakup sejumlah aturan yang hendak memastikan Darwin menjadi kawasan yang aman dan menyenangkan untuk siapa saja yang datang, didalamnya termasuk larangan penjualan minuman beralkohol setelah 01:00 dan membatasi hanya menjual empat gelas minuman saja pada jam-jam promosi minum (happy hour) dan setelah tengah malam.
Kesepakatan itu diterbitkan untuk mencegah kekerasan terkait minuman beralkohol di kawasan distrik bisnis Darwin, khususnya di Mitchell Street yang sibuk.
Disclaimer:
Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement