REPUBLIKA.CO.ID,YERUSALEM--Pemerintah Israel meyakinkan Yordania bahwa mereka tidak akan mengizinkan pemukim Yahudi berdoa di kompleks Masjid Al-Aqsha. Pernyataan ini dirilis setelah adanya laporan kemungkinan perubahan status quo masjid Al-Aqsha yang menimbulkan kekhawatiran di dunia Arab.
"Tidak ada niat untuk mengganti status quo di Temple Mount (istilah Israel untuk Al-Aqsha yang terletak di kota tersebut,-red)," ujar seorang sumber dikantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, seperti dilansir Anadolu Agency, Kamis (23/10).
Masjid Al-Aqsha sering menjadi pusat ketegangan karena merupakan tempat suci ketiga dalam Islam, tetapi juga merupakan tempat paling suci dalam agama Yahudi. Menurut Yahudi, di bawah tanah Masjid Al-Aqsha terdapat kuil suci leluhur mereka.
Sebelumnya, surat kabar Israel, Haaretz melaporkan, Yordania meminta klarifikasi atas RUU yang diajukan oleh garis keras dari partai Likud Netanyahu, terkait usaha mereka untuk mengubah status quo dan mengizinkan Yahudi berdoa di Al-Aqsha.
Namun seorang pejabat Yordania mengatakan kepada AFP, ada sesuatu yang baru dalam laporan itu terkait pernyataan Amman yang meminta klarifikasi tentang masalah itu, pekan lalu.