Kamis 23 Oct 2014 22:45 WIB

Paus Langka Ini Terdampar di Pantai Queensland

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Pakar kelautan akan memeriksa seekor paus langka berparuh yang  terdampar di sebuah pantai di negara bagian Queensland. Paus sepanjang 5,5 meter ini ditemukan tewas, Kamis (23/10) pagi di Pantai Wurtulla, Sunshine Coast.

Mamalia ini diyakini tewas karena sebab-sebab alamiah.

Hewan nahas itu setidaknya menjadi paus berparuh kedua yang terdampar di pantai timur Australia pekan ini, setelah paus pertama ditemukan di Pantai Redhead, minggu lalu. Museum Queensland akan mengumpulkan bangkai paus di Wurtulla tersebut untuk diteliti dengan kategori spesies langka.

Dewan Sunshine Coast telah memasang tanda di sekitar Pantai Wurtulla yang meminta masyarakat untuk tidak menyentuh si paus, karena bisa membawa virus.

Paul Hodda dari Masyarakat Konservasi Paus mengatakan, paus ini adalah temuan yang menarik karena mamalia misterius ini jarang muncul di belahan manapun di dunia. “Tak ada yang benar-benar tahu makhluk itu. Mereka adalah mamalia yang hidup di laut dalam dan sangat jarang muncul ke pantai. Hanya beberapa tahun terakhir, kami mengetahui wiujud mereka dan betapa tak lazim dan misterius-nya binatang ini,” jelasnya.

Paul mengatakan, mereka disebut paus berparuh karena memiliki paruh di bagian kepala seperti layaknya lumba-lumba. Biologis ikan, peselancar dan nelayan musiman, Kris Pitman, telah menghabiskan banyak waktu di air namun belum pernah melihat seekor paus berparuh.

“Menakjubkan dan sangat menarik,” ujarnya.

Pekan lalu, sebelum penemuan paus berparuh di Pantai Redhead terjadi, Wakil Presiden Organisasi Penyelamatan dan Penelitian Binatang Laut Australia, Shona Lorigan, mengatakan, paus berparuh adalah seekor ‘ spesies yang sangat tidak jelas’.

“Mereka menghilang dengan sangat cepat. Jadi untuk waktu yang sangat lama, tak banyak diketahui mengenai diri mereka dan tiap kali kami menemukan satu ekor yang tewas di pantai, itu adalah harta karun bagi para ilmuwan,” urainya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement