REPUBLIKA.CO.ID, LONDON-- Kelompok Hak Asasi Muslim di London, Inggris (IHRC) memprotes aturan baru yang dikeluarkan Perdana Menteri David Cameron. Cameron memberikan wewenang sepenuhnya kepada badan amal di Inggris atau the Charity Commission untuk bisa membekukan, menangguhkan atau menghapuskan rekening amal mana saja yang dinilai tidak proporsional.
Aturan ini melarang adanya badan amal atau kelompok yang mengumpulkan sumbangan untuk amal yang dinilai menyalahi ketentuan. "The Charity Commission bisa saja menutup atau melecehkan badan amal dan sedekah yang dikelola kaum Muslim," ujar perwakilan IHRC, dilansir dari World Bulletin, Jumat (24/10).
Dalam sebuah pernyataan, IHRC mengingatkan bahwa the Charity Commission kemungkinan akan membidik banyak sekali badan amal agama tertentu atau organisasi tertentu. Pemerintah Inggris dinilai sedang sentimen terhadap badan amal Islam di negara itu.
Pada Agustus lalu, Masjid Finsbury Park yang dibangun dari sumbangan dan amal the Ummah Welfare Trust dan the Think-tank Cordoba Foundation tiba-tiba mendapatkan surat dari HSBC. Bank tersebut menutup akun bank pengelola karena dicurigai sumberlnya.
Juru bicara Cage, Amandla Thomas-Johnson mengatakan langkah ini tidak adil, sebab jajak pendapat tahun lalu mengungkapkan bahwa Muslim di Inggris justru memberikan amal lebih besar dibandingkan kelompok lainnya di Inggris. Cage adalah organisasi yang berkampanye atas nama orang yang salah tuduh atau dituduh melakukan kejahatan.
"Tindakan ini seolah menciptakan kecurigaan lebih lanjut akan sumbangan amal Muslim," ujar Amanda.
Cage juga menjadi korban dari aturan baru Cameron ini. Apalagi, awal tahun ini, Barclays membekukan rekening bank Cage setelah Departemen Keuangan Inggris menghubungi bank menyusul penangkapan mantan tahanan di Guantanamo.