Sabtu 25 Oct 2014 17:52 WIB

Serangan di Semenanjung Sinai, Mesir, Tewaskan 33 Personil Keamanan

Rep: C01/ Red: Julkifli Marbun
Mesir
Foto: freeworldmaps.net
Mesir

REPUBLIKA.CO.ID,  KAIRO -- Dua serangan di Semenanjung Sinai, Mesir, menewaskan 33 personil keamanan pada hari Jumat (24/10). Sumber keamanan mengatakan, kekerasan yang terjadi adalah yang terparah setelah penggulingan Presiden Mohammad Mursi tahun lalu,

Kantor berita negara mengabarkan, kekerasan itu mendorong Mesir untuk mendeklarasikan tiga bulan keadaan darurat di beberapa bagian utara Semenanjung Sinai, di mana kekerasan terjadi.

Penyerangan tersebut merupakan sebuah kemunduran bagi pemerintah, yang selama ini telah berusaha membuat kemajuan dalam hal melawan pemberontakan Islamis militant di Sinai sekaligus sedang berfokus pada perbaikan ekonomi dalam beberapa bulan kebelakang.

Sumber mengatakan 33 orang terbunuh dalam serangan pertama di area al-Kharouba, daerah barat laut al-Arish, dekat jalur Gaza. Helikopter militer memindahkan korban tewas dan terluka ke Kairo. Di antara para korban, terdapat petugas senior dari Divisi Kedua (Second Field Army) yang berbasis di Ismailia.

Sumber juga mengatakan, serangan bom mobil menargetkan serangan pada dua kendaraan bersenjata di sebuah pos pemeriksaan dekat instalasi militer. Sumber mengatakan ledakan yang besar dan tingginya angka kematian kemungkinan besar dikarenakan kendaraan yang menjadi target serangan berisi mesiu dan senjata berat.

Petugas keamanan memberikan laporan yang membingungkan terkait serangan pertama, petugas yang bertugas di Sinai menyatakan sebuah roket granat yang digunakan untuk menyerang. Lebih dari 25 orang terluka.

Petugas mengatakan, beberapa jam kemudian, orang-orang bersenjata juga melakukan penembakan di pos pemerikasan di al-Arish, menyebabkan terbunuhnya tiga anggota pasukan keamanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement