Sabtu 25 Oct 2014 21:52 WIB

Pemberontak-Pemerintah Suriah Terlibat Pertempuran Sengit di Aleppo

Aleppo
Foto: Reuters/Hosam Katan
Aleppo

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pemberontak Suriah terlibat pertempuran seru dengan pasukan pemerintah Sabtu (25/10), ketika berusaha menguasai jalur pasokan mereka ke kota Aleppo, menghadapi gerak maju militer, kata satu kelompok pemantau.

Baku tembak di daerah Handarat persis utara Aleppo terjadi sehari setelah pertempuran yang menewaskan 15 tentara dan milisi pro-pemerintah serta 12 petempur pemberontak, kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR).

"Pemberontak dari semua faksi utama melancarkan satu operasi dalam usaha mengamankan daerah Handarat," kata direktur SOHR Rami Abdel Rahman.

"Mereka sedang berusaha mengusir tentara dari bukit-bukit yang direbut pasukan pemerintah dalam beberapa hari belakangan ini," kata Abdel Rahman kepada AFP.

Awal pekan ini SOR melaporkan pasukan pemerintah yang didukung para petempur dari gerakan Hizbullah Lebanon menguasai Handarat, persis utara Aleppo.

Pertempuran untuk menguasai bukit Handarat adalah menentukan bagi pemberontak karena posisinya itu dekat dengan rute pasokan utama mereka dari Turki dan karena tempat itu dapat menggantikan daerah-daerah pemberontak di Aleppo yang berada dalam kepungan tentara.

"Jika tentara merebut seluruh daerah itu maka dapat menyebabkan daerah-daereah pemberontak di kota Aleppo seluruhnya berada dalam kepunangan," kata Abdel rahman.

Aleppo terpecah sejak satu seragan pemberontak musim panas tahun 2012 antara sektor-sektor yang dikuasai pemerintah di bagian barat dan daerah pemberontak di timur.

Pemberontak melancarkan satu serangan ke Aleppo Juli 2012, merebut beberapa distrik. Pertempuran kini sebagian besar mereda.

Abdel Rahman mengatakan para petempur pihak pemerintah di Handarat juga termasuk warga Iran dan Palestina dari satu milisi pro-pemerintah.

Perang di Suriah yang dimulai dengan satu gerakan damai menuntut perubahan demokratik, tetapi meningkat menjadi perang saudara setelah pemerintah Presiden Bashar al-Assad melakukan tindakan keras terhadap para pembangkang.

Lebih dari 180.000 orang tewas sejak Maret 2011 dan hampir separuh dari penduduk negara itu terpaksa meninggalkan rumah-rumah mereka.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement