Sabtu 25 Oct 2014 22:19 WIB

AS Perketat Pemeriksaan Ebola

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Mansyur Faqih
Pejalan kaki melewati mural yang memperlihatkan gejala ebola di Monrovia, Liberia.
Foto: Reuters
Pejalan kaki melewati mural yang memperlihatkan gejala ebola di Monrovia, Liberia.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Gubernur New York dan New Jersey memerintahkan masa karantina selama 21 hari bagi semua dokter yang melakukan kontak dengan pasien Ebola di Afrika Barat. Peraturan baru itu juga berlaku terhadap para wisatawan yang baru saja mengunjungi negara terdampak Ebola.

Dilansir dari BBC, siapa pun yang baru saja tiba dari negara Afrika Barat akan menjadi target pemeriksaan oleh pejabat kesehatan. Langkah ini diambil menyusul diagnosis dokter Craig Spencer di New York yang telah bekerja di Guinea. 

Orang pertama yang dikarantina dalam peraturan baru ini adalah seorang pekerja kesehatan wanita yang baru saja tiba di bandara internasional Newark Liberty pada Jumat. Ia dilaporkan tak memiliki gejala Ebola, namun kemudian mengalami demam. 

Hasil tes awal pun menunjukan ia negatif terhadap penyakit Ebola. Meski pun begitu, departemen kesehatan New Jersey mengatakan perempuan tersebut masih berada dalam isolasi. 

Di AS, sebelumnya dua perawat telah terjangkit Ebola setelah merawat pasien Ebola Thomas Eric Duncan yang telah tewas. Kedua perawat itu pun telah dinyatakan bebas dari virus ini. 

Presiden Barack Obama mengatakan siapa pun tak akan terkena Ebola kecuali jika telah melakukan kontak langsung dengan cairan tubuh pasien. 

"Pasien dapat melawan penyakit ini, dan kita juga dapat melawan penyakit ini. Tetapi kita harus tetap waspada. Dan kita tetap harus berpegang pada ilmu pengetahuan, kita harus dibimbing oleh fakta, bukan ketakutan," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement