Senin 27 Oct 2014 19:57 WIB

Mensekneg Pratikno di Mata Priyambudi Sulistyanto (1)

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Salah seorang lulusan dari Universitas Flinders University di Adelaide Prof Pratikno kemarin diangkat menjadi Menteri Sekretaris Negara dalam kabinet kerja Presiden Jokowi. Dr Priyambudi Sulistyanto, Direktur Flinders Asia Center mengenal dekat sosok Pratikno.

"Saya mengenal beliau sejak awal tahuin 1990an ketika sama-sama melakukan studi program pascasarjana di Jurusan Ilmu Politik dan Kajian Asia, Flinders University, Adelaide," ujarnya baru-baru ini.

Diceritakan, seperti mahasiswa lainnya, pada awalnya beliau datang sendirian untuk menyiapkan studi dan akomodasi di sekitar kampus. "Kesan pertama saya terhadap beliau adalah wajahnya sangat Jawa sekali, ramah dan suka senyum."

Belakangan dirinya tahu jika Pratikni berasal dari Bojonegoro, Jawa Timur. Sebetulnya dirinnya sudah mengenal Praatikno sejak kuliah di UGM, Yogyakarta, tahun 1980an. Terutama lewat para aktivis kelompok diskusi seperti Bonar Tigor Naipospos, Isti Nugroho dan juga Rizal Mallarangeng.

Yang mengesankan dari pertemuan kembali di Adelaide adalah ketika dirinya bisa mengajak Pratikno ke Barossa Valley dengan mobil tua miliknya, Ford Escort. Dalam perjalanan, dirinya berhenti untuk makan siang di sebuah pub di kota kecil, Angaston.

"Saya agak ragu masuk mengingat jarang sekali orang Indonesia suka ke pub. Namun beliau bersedia masuk dan memilih makan’ fish and chip’ yang ternyata menjadi makanan favoritnya."

Perkenalan dengan Pratikno makin mendalam setelah istrinya, Ida, dan anak perempuan, Ninis, juga tinggal di Adelaide. Kebetulan anak lelakinya, Adi, juga berusia sama dan kita sering piknik bersama di Mitcham Reserve.

Pendeknya, Pratikno dan keluarganya saya cepat menyesuaikan diri dengan budaya lokal dan juga berkumpul dengan orang-orang Australia. Menurut pengamatannya, masa studi dan hidup di dekat kampus Flinders sangat banyak maknanya bagi beliau terutama sejak anak keduanya, Hilda, juga lahir di Adelaide.

Dari aspek profesional, kebetulan kami berdua memiliki pembimbing Utama yang sama yaitu Dr Jim Schiller, ahli politik lokal Indonesia. Yang berbeda adalah topik risetnya; Pratikno meneliti tentang dinamika politik lokal di Gresik di jaman Orba, sedang saya meneliti tentang dinamika politik di Burma (Myanmar).

Prof Pratikno (ketiga dari kanan) menjamu para alumni British Council di Yogyakarta tahun 2014. Flickr/cc British Council Indonesia

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement