REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Kepanikan melanda warga Perancis, akibat berkeliarannya badut di berbagai kota dengan membawa beraneka senjata seperti pistol, pisau dan tongkat pemukul baseball. Kabarnya para badut itu, muncul pada akhir pekan.
Pihak kepolisian mengatakan, sekelompok remaja ditangkap di lapangan parkir sebuah sekolah menengah di kota pelabuhan di tepian Laut Tengah, Agde. Sedangkan lainnya mengadukan laporan tentang badut bersenjata yang berkeliaran di kawasan tersebut, pada akhir pekan.
Di kota Montpellier, seorang pria berpakaian badut ditangkap setelah memukuli seorang pejalan kaki dengan tongkat besi. Kemudian tiga pengendara di kota lainnya melaporkan tentang badut mengerikan yang mengancam keselamatan mereka itu.
Fenomena para badut jahat yang mengganggu orang di jalanan itu muncul dari kawasan utara Perancis pada awal Oktober. Dikutip dari AFP, Selasa, (28/10), di kota Bethune di utara Prancis, seorang pemuda (19) mendapatkan hukuman percobaan penjara 6 bulan karena mengancam pejalan kaki sambil mengenakan pakaian badut.
Setelah beredar rumor tentang badut jahat berkeliaran di kota Mulhouse di timur Prancis, lima remaja pada Rabu lalu mempersenjatai diri mereka sendiri dengan pemukul baseball, gas air mata, martil dan gada (tongkat polisi), demi membalasa para badut pengganggu itu.
Kelima remaja tersebut sempat ditahan, namun kemudian dibebaskan.
Kejadian itu memicu polisi nasional untuk langsung menangani masalah.Dalam sebuah pernyataannya pekan ini polisi nasional berkata,”Sejak pertengahan Oktober, rumor yang terinspirasi dari sebuah video yang dipublikasikan di internet, telah menimbulkan kekhawatiran penduduk tentang kehadiran badut-badut yang mengancam dan agresif di Prancis.”
Polisi menambahkan, meski ada banyak laporan masuk soal badut-badut pengganggu, namun aksi badut yang tertangkap saksi mata saat beraksi mengganggu warga hanya sedikit saja. Polisi menyebut fenomena itu menimbulkan gangguan bagi individu warga dan juga menggangu ketertiban masyarakat.
Fenomena badut teroris itu juga melanda Amerika Serikat dan Inggris. Diduga berhubungan dengan tradisi perayaan Halloween yang digelar akhir Oktober.