REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK--Pejabat kesehatan federal Amerika Serikat mengubah pedoman untuk dokter dan perawat setelah merawat pasien Ebola di Afrika Barat dengan menghentikan peraturan kontroversial wajib karantina yang berlaku di beberapa negara bagian.
“Karantina rumah secara sukarela bagi orang-orang yang berisiko tinggi terinfeksi ebola. Sebagian besar pekerja medis yang kembali dari tiga negara Ebola akan mendapat pemantauan sehari-hari tanpa isolasi,” tegas Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Thomas Frieden dilansir dari Aljazirah, Senin (27/8).
Frieden mengatakan, di bawah undang-undang baru petugas kesehatan yang dianggap berisiko akan dipantau setiap hari oleh seorang pejabat kesehatan setempat.
Pemantau hanya akan memeriksa suhu tubuh, melihat tanda-tanda kelelahan dan meninjau aktivitas sehari-harinya
New York dan New Jersey adalah salah satu negara bagian yang memaksakan wajib karantina, bagi dokter dan perawat yang kembali dari Afrika Barat. Peraturan ini membawa seorang perawat Kaci Hickox melayangkan keberatannya atas isolasi wajib tersebut ke pengadilan.
Di bawah pedoman CDC sebelumnya, petugas kesehatan yang kembali dari zona panas ebola dianggap berisiko terinfeksi. Sementara mereka yang merawat pasien ebola di AS dianggap rendah risiko tapi bukan berarti nol risiko.