Selasa 28 Oct 2014 22:10 WIB

Jadi Mitra Dagang Terbesar Tasmania, Presiden China akan Kunjungi Hobart

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, BRISBANE -- Presiden China akan mengunjungi negara bagian Tasmania bulan depan saat ia berkunjung ke Australia dalam rangka Pertemuan Pemimpin Negara-Negara G20 di Brisbane.

Presiden Xi Jinping akan menjadi salah satu pemimpin dunia yang menghadiri pertemuan tingkat tinggi yang berlangsung pada tanggal 15 dan 16 November itu. Setelah pertemuan G20, Presiden China ini akan bertolak ke Hobart, dan berpotensi membuat Tasmania menjadi eksposur media internasional.

Menteri Utama Will Hodgman mengatakan, kabar kedatangan Presiden Xi adalah berita yang sangat menggembirakan bagi negara bagian ini. “Kunjungan itu akan menghadirkan peluang yang tak tertandingi untuk mempromosikan negara bagian kami ke dunia dan untuk memperkuat ikatan ekonomi dan budaya antara China dan Tasmania. China adalah mitra dagang terbesar Tasmania, dengan nilai barang dan ekspor sebesar 610 juta dolar,” jelasnya baru-baru ini.

Konfirmasi kedatangan Presiden Xi yang disampaikan Pemerintah Federal Australia pada 28 Oktober ini muncul setelah adanya spekulasi selama hampir 2 tahun. Upaya untuk melanggengkan kunjungan Presiden Xi dimulai pada bulan Desember 2012, ketika mantan Menteri Utama Lara Giddings mengundang Xi Jinping ke Tasmania sebulan setelah ia dilantik menjadi Presiden.

Sebelumnya, Xi Jinping adalah Gubernur Provinsi Fujian, saudara negara bagian Tasmania di China. Ia kemudian meningkatkan peluang untuk mengunjungi Tasmania ketika mantan Perdana Menteri Julia Gillard datang ke China awal tahun lalu.

Julia Gillard mengatakan, Presiden Xi menunjukkan pengetahuan yang luas tentang Tasmania.

Meski pemimpin China ini akan berada di Tasmania hanya dalam beberapa jam, dampaknya diperkirakan besar bagi negara bagian ini.

Kunjungan turis China ke Tasmania telah meningkat hampir 50% dalam beberapa bulan belakangan ini, sementara tahun lalu, 20 ribu turis China mengunjungi Tasmania.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement