Rabu 29 Oct 2014 06:19 WIB

AS Wajibkan Relawan Ebola Karantina 21 Hari

Rep: c85 / Red: Hazliansyah
Petugas kesehatan mengangkut jasad penderita Ebola dari ruang isolasi. (ilustrasi)
Foto: EPA/Ahmed Jallanzo
Petugas kesehatan mengangkut jasad penderita Ebola dari ruang isolasi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Jajaran petinggi di Pentagon telah meminta Menteri Pertahanan Amerika Serikat menyiapkan periode isolasi selama 21 hari terkait Ebola. Proses isolasi ini diberikan kepada pasukan yang kembali dari tugas "melawan" Ebola di Afrika Barat.

Juru bicara Pentagon, John Kirby mengatakan, Hagel secara resmi mendukung keputusan para pimpinan Pentagon untuk memberikan perlakuan isolasi bagi Komandan Misi Mayjen Darryl Williams dan anggota timnya. 

Menurut rencana, Darryl dan anggotanya akan diisolasi selama 21 hari di Vicenza, Italia, sepulang mereka dari Liberia. Terkait perpanjangan waktu isolasi, belum diputuskan oleh Pentagon.

"Darryl tentu mengerti tentang kebijakan ini. Dia akan diperiksa, dan mereka akan segera pergi dari sana," ujar Kirby seperti dilansir oleh Washington Examiner.

Darryl Williams dan 10 tentara lainnya adalah tim pertama yang kembali dari Liberia, di mana tentara AS bekerja untuk mendirikan pusat-pusat pengobatan dan infrastruktur lainnya untuk merawat pasien Ebola. 

Kirby lebih lanjut juga menjelaskan bahwa pemerintah AS hanya ingin mengambil tindakan preventif terkait wabah ebola ini. 

Pentagon juga menegaskan bahwa semua tentara yang akan kembali harus mengikuti prosedur yang sama. 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement