Rabu 29 Oct 2014 06:49 WIB

Pesawat Luar Angkasa Meledak di Udara

Rep: Lida Puspaningtyas/Gita Amanda/ Red: Mansyur Faqih
Sebuah pesawat luar angkasa tanpa awak meledak setelah enam detik diluncurkan, Selasa (28/10). NASA mengatakan pesawat tersebut milik Orbital Science Corporation yang direncanakan melanjutkan misi memasok kebutuhan astronot di International Space Station (
Foto: reuters
Sebuah pesawat luar angkasa tanpa awak meledak setelah enam detik diluncurkan, Selasa (28/10). NASA mengatakan pesawat tersebut milik Orbital Science Corporation yang direncanakan melanjutkan misi memasok kebutuhan astronot di International Space Station (

REPUBLIKA.CO.ID, HOUSTON -- Sebuah pesawat luar angkasa tanpa awak meledak setelah enam detik diluncurkan, Selasa (28/10). NASA mengatakan pesawat tersebut milik Orbital Science Corporation yang direncanakan melanjutkan misi memasok kebutuhan astronot di International Space Station (ISS).

"Roket Antares mengalami kecelakan beberapa saat setelah tinggal landas," kata pengendali misi NASA di Houston seperti dikutip AFP

Dari pulau Wallops, Virginia, roket terlihat dipenuhi api setelah meledak pada sore hari sekitar pukul 6.22 waktu setempat.

Penyebab ledakan masih belum diketahui. Tidak ada indikasi personil dalam bahaya meski pun kerusakan cukup parah terjadi pada properti dan kendaraan dekat lokasi peluncuran. 

Ini adalah pertama kali roket Antares diluncurkan pada waktu menjelang malam. Misi yang dikenal sebagai CRS-3 itu adalah perjalanan keempat pesawat Orbital ke ISS, termasuk misi demonstrasi.

Pengendali misi NASA mengatakan kecelakaan serupa juga terjadi beberapa waktu lalu. Sebuah pesawat kargo Orbital tanpa awak Cygnus yang membawa sekitar 2.200 kilogram pasokan kebutuhan astronot di pos penelitian di luar angkasa ISS meledak ketika menuju ISS.

Perusahaan Orbital Sciences yang berbasis di Virginia, merupakan satu dari dua perusahaan yang disewa NASA untuk menerbangkan kargo ke stasiun antariksanya. Penerbangan Selasa lalu, direncanakan sebagai yang ketiga dari delapan misi penerbangan di bawah kontrak perusahaan senilai 1,9 juta dolar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement